Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sebegitu Angkerkah Coban Rondo?

12 Maret 2016   15:26 Diperbarui: 12 Maret 2016   18:00 2782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tak terhindarkan. Sebelumnya, para pengawal Raden Baron Kusumo sudah memerintahkan supaya Dewi Anjarwati disembunyikan di balik air terjun (coban). Perkelahian antar mereka berlangsung seru dan akhirnya Raden Baron dan Joko Lelono tewas semua.

[caption caption="Melihat Pengunjung selfie."]

[/caption]

Kisah yang sudah menjadi legenda ini kemudian dipercayai oleh masyarakat bahwa barang siapa datang ke Coban Rondo, nanti nasibnya seperti Dewi Anjarwati, yang menyandang status rondo atau ditinggal kekasihnya. Jika datang dengan kekasih ke Coban Rando, hubungan mereka bisa putus atau kandas. Mitos ini hingga sekarang masih bergaung di telinga para pengunjung sehingga lebih cenderung datang beramai-ramai daripada berdua.

Aroma angker Coban Rondo juga masih terdengar. Apabila anda berwisata ke air terjun Coban Rondo, hendaklah mematuhi peraturan-peraturan yang ditempel di dekat pintu masuk. Larangan ini serta merta untuk menghormati makhluk halus penunggu Cobann Rondo. Di situ pengunjung dilarang membuang sampah sembarangan, berbicara atau berteriak dengan kata-kata kotor atau tidak sopan, bertindak kasar terhadap monyet, bahkan buang air sembarangan pun bisa kena tulah. Bila dilanggar, resikonya adalah “kesurupan” oleh mahkluk halus.

Setelah yakin para penumpang tidak berstatus kekasih atau pacar, maka saya pun belok ke kanan sesuai dengan arah petunjuk yang ada. Di pintu masuk, kami harus membayar lebih dahulu karcis masuk per orang Rp. 15.000,- dan Rp. 10.000,- untuk parkir mobil.

[caption caption="Sedia Wahana Permainan "]

[/caption]


Saya dan rombongan datang pada saat liburan awal tahun ini. Tak heran saat itu dipadati oleh pengunjung yang sedang berliburan. Saya sempat sedikit kebingungan mencari tempat parkir saking banyak kendaraan. Untung ada petugas yang mengarahkan sehingga mobil bisa parkir di antara mobil lainnya.

Susana cukup ramai. Para pedagang minuman, makanan dan souvenir di sekitar parkir seperti ketiban rejeki dari para pengunjung yang membeli sebelum meninggalkan Coban Rondo. Saya dan teman saya berjalan kaki menuju ke lokasi air terjun. Setelah melewati jembatan kecil, berdekatan dengan pusat informasi, saya tergoda oleh tingkah para monyet yang sedang menikmati makanan “kemasan pabrik” dari pengunjung. Sebagian monyet berkejaran di antara pepohonan sambil mengeluarkan bunyi teriakan.

[caption caption="Rejeki dari pengunjung."]

[/caption]

Langkah kakipun akhirnya sampai di Coban Rondo. Air terjun yang indah dan memiliki ketinggian 85 meter. Melalui aplikasi Compass di smartphone, saya melihat elevasinya tercatat 1.135 m dari permukaan air laut. Curah air terjun yang terpancar pada batu di bawahnya, sungguh indah. Beberapa pengunjung tampak memberanikan diri berenang di kubangan di bawah air terjun sambil menyodorkan punggungnya untuk dipijat oleh jatuhnya air. Sebuah relaksasi alami yang patut dicoba, namun disarankan supaya hati-hati oleh angin dan curahan air yang kadang terasa keras menerpa.

[caption caption="Peta Wisata"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun