Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Andai Bisa Kembali, Cerita di Balik Keputusan Tergesa Mencabut Gigi

16 Oktober 2025   10:00 Diperbarui: 15 Oktober 2025   16:54 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencabut gigi. (Sumber: alodokter.com/Freepik)

Sayangnya, saat itu aku tak tahu. Yang kupikir hanya satu hal: bagaimana rasa sakit ini bisa segera hilang. Kini, rasa sakit itu memang sudah hilang, tapi meninggalkan bekas lain --- rasa kehilangan yang lebih dalam.

Pelajaran dari Gigi yang Hilang

Seiring waktu, aku mulai membaca lebih banyak tentang kesehatan gigi. Ternyata, gigi bukan hanya alat untuk mengunyah makanan. Ia juga berperan dalam menjaga struktur rahang, bentuk wajah, dan bahkan cara kita berbicara. 

Ketika satu gigi hilang, beban kunyah berpindah ke gigi lain. Jika hal ini dibiarkan, bisa memicu masalah baru seperti gigi bergeser, gusi melemah, bahkan nyeri di sendi rahang.

Menurut American Dental Association (ADA) (2023), kehilangan satu gigi tanpa penggantian bisa menyebabkan perubahan posisi gigi tetangga dalam waktu 6 bulan saja. Gigi yang miring atau bergeser bisa memicu penumpukan sisa makanan dan meningkatkan risiko gigi berlubang atau penyakit gusi.

Kini aku benar-benar memahami bahwa keputusan mencabut gigi seharusnya menjadi pilihan terakhir, bukan yang pertama.

Kutipan drg. Fery kembali terngiang dalam pikiranku:

"Langkah kecil, tapi jika dilakukan terus-menerus, akan membentuk budaya sehat yang bertahan lama."

Salah satu langkah kecil itu adalah rutin menyikat gigi dua kali sehari dengan cara yang benar. Bukan asal cepat, tapi dengan teknik yang tepat. 

Selain itu, mengganti sikat gigi setiap tiga bulan dan rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan bisa mencegah banyak masalah sebelum menjadi besar.

Aku menyesal karena dulu tidak pernah datang ke dokter gigi untuk sekadar pemeriksaan rutin. Aku hanya datang saat sakit. Dan itulah pola pikir yang ingin diubah oleh banyak tenaga kesehatan gigi hari ini --- dari "reaktif" menjadi "preventif".

Rasa ngilu yang dulu membuatku panik seharusnya menjadi tanda untuk memeriksa, bukan untuk mencabut. Mungkin kalau aku datang lebih awal, dokter bisa menjelaskan bahwa perawatan seperti penambalan ringan, desensitisasi, atau perawatan akar bisa menyelamatkan gigi itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun