Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pathologies of Power, Buku yang Harus Dibaca Pejabat Sebelum Membuat Kebijakan

28 September 2025   17:54 Diperbarui: 28 September 2025   17:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku Paul Farmer menawarkan cermin keras. Ia menunjukkan bahwa kekuasaan bisa menjadi penyakit jika tidak dipandu oleh literasi, empati, dan komitmen pada hak asasi manusia. 

Setiap pejabat yang berani membaca buku ini akan dipaksa untuk merenung: apakah kebijakan yang saya buat menyelamatkan hidup orang miskin, atau justru memperpanjang penderitaan mereka?

Mungkin sebagian pejabat akan merasa tidak nyaman. Itu wajar, sebab buku ini memang ditulis untuk mengusik kenyamanan para elite. 

Namun justru di situlah nilainya. Seorang pejabat yang baik bukanlah yang hanya pandai berbicara, melainkan yang berani belajar dari gagasan besar, menghadapi kritik, dan mengubah cara berpikirnya demi kepentingan rakyat.

Di era ketika pejabat lebih sering memamerkan kemewahan ketimbang wawasan, membaca buku seperti Pathologies of Power bisa menjadi langkah kecil yang membawa perubahan besar. 

Karena dari literasi lahir empati, dari empati lahir kebijakan yang adil, dan dari kebijakan yang adil lahirlah bangsa yang lebih manusiawi.

Jadi, masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas jika pejabatnya jarang membaca? Jawabannya ada di tangan mereka sendiri. 

Jika mereka berani membuka satu buku saja---buku yang benar-benar membuka mata---maka bangsa ini mungkin tidak lagi terjebak dalam lingkaran "penyakit kekuasaan". Karena untuk memimpin dengan benar, pejabat harus berani membaca terlebih dahulu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun