Dua-duanya sama valid, tergantung bagaimana seseorang menjalani dan memaknainya.
Menurut survei dari Robert Walters Indonesia (2024), disebutkan bahwa 82% profesional berencana untuk mencari pekerjaan baru pada tahun 2024, meski harus beradaptasi keras di awal, pindah karier merasa lebih puas dengan hidupnya (sumber: di sini).Â
Data ini menunjukkan bahwa kepuasan tidak hanya diukur dengan gaji, melainkan juga dengan rasa bahagia dan pencapaian pribadi.
Dengan demikian, pertanyaan "layak atau tidak" sebaiknya diganti dengan "apakah saya siap menghadapi konsekuensi dari pilihan ini?". Perspektif ini akan membuat keputusan terasa lebih jujur dan realistis.
Akhirnya, pindah karier adalah tentang keberanian dan kesiapan. Keberanian untuk meninggalkan zona nyaman, dan kesiapan untuk menerima apapun hasilnya.
Ajakan Diskusi
Pada akhirnya, dilema pindah karier di usia 30-an bukan hanya tentang pekerjaan, melainkan tentang bagaimana kita memaknai hidup. Setiap orang punya cerita, punya pertimbangan, dan punya konsekuensi yang berbeda-beda.
Kalau Anda sedang berada di usia 30-an, apakah akan tetap bertahan demi stabilitas, atau berani mengambil risiko demi passion? Bagaimana cara Anda menimbang pilihan itu?
Mari berbagi cerita di kolom komentar. Siapa tahu pengalaman Anda bisa menjadi inspirasi, atau bahkan penguat bagi mereka yang sedang ada di persimpangan jalan yang sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI