Soal kebersihan air, kita bisa membuat filter sederhana. Lapisan kain kasa, arang aktif, dan pasir halus bisa menjadi penyaring awal untuk menghilangkan kotoran besar. Jika ingin lebih aman, tambahkan filter keramik atau filter karbon yang banyak dijual untuk galon air. Dengan begitu, air yang ditampung tetap jernih dan tidak berbau.
Bagi yang khawatir soal nyamuk, ada baiknya penampung dilengkapi penutup rapat. Beberapa orang memodifikasi tutup dengan lubang khusus untuk saluran masuk air yang diberi saringan kawat nyamuk. Ini penting karena air yang menggenang adalah tempat favorit nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Kalau ruang di balkon benar-benar terbatas, ada juga konsep penampungan modular. Sistem ini terdiri dari beberapa wadah kecil (misalnya ember atau jerigen 10 liter) yang bisa disusun bertingkat saat digunakan, lalu dibongkar dan ditumpuk ketika tidak dipakai. Keuntungannya, fleksibel dan mudah disimpan.
Menariknya, ada inovasi yang disebut kantong air hujan atau rainwater bladder. Bentuknya seperti bantal besar dari plastik tebal yang bisa diisi air. Saat kosong, kantong ini bisa dilipat dan disimpan di sudut kecil. Ketika hujan, tinggal bentangkan di lantai balkon, dan air akan tertampung di dalamnya. Solusi ini banyak digunakan di negara-negara dengan apartemen kecil seperti Jepang dan Korea.
Bagi yang suka berkebun di balkon, air hujan yang ditampung bisa langsung dihubungkan ke sistem irigasi tetes untuk tanaman. Selang kecil dengan lubang-lubang mikro bisa dipasang dari penampung ke pot tanaman, sehingga air mengalir perlahan tanpa terbuang percuma. Sistem ini tidak hanya hemat air, tetapi juga menghemat waktu menyiram.
Salah satu trik cerdas lainnya adalah menggabungkan penampungan dengan dekorasi balkon. Misalnya, membuat bangku panjang yang bagian dalamnya adalah tangki air, atau membuat meja kecil dari drum yang dicat cantik. Dengan begitu, penampung air tidak terlihat seperti "wadah besar yang mengganggu pemandangan", tetapi menjadi bagian dari furnitur balkon.
Intinya, solusi panen air hujan di apartemen adalah tentang menyesuaikan ide dengan keterbatasan. Bukan soal siapa yang punya teknologi paling canggih, tapi siapa yang bisa memanfaatkan ruang sekecil apapun untuk menyelamatkan setiap tetes air. Kreativitas adalah kunci, dan teknologi hanya menjadi pelengkap.
Manfaat Air Hujan di Apartemen
Banyak orang berpikir, kalaupun berhasil menampung air hujan di balkon, manfaatnya mungkin tidak seberapa. Pandangan itu tidak sepenuhnya salah jika kita melihat dari sudut pandang kuantitas semata. Tapi kalau kita menengok dari sisi kualitas hidup, lingkungan, dan kebiasaan, manfaatnya justru lebih besar dari yang dibayangkan.
Manfaat paling nyata tentu saja adalah menghemat air bersih dari PDAM atau air galon. Air hujan yang ditampung bisa digunakan untuk menyiram tanaman, mengepel lantai, membersihkan balkon, atau mencuci sepeda motor. Semua kegiatan itu biasanya memerlukan beberapa liter air, dan jika dilakukan setiap hari, penghematan bisa terasa dalam hitungan bulan.
Selain itu, air hujan punya sifat yang lebih ramah untuk tanaman dibanding air keran yang mengandung kaporit atau zat kimia lain. Tanaman hias dan sayuran balkon biasanya lebih segar jika disiram dengan air hujan. Beberapa penghobi urban farming bahkan mengklaim daun sayuran jadi lebih hijau dan subur ketika menggunakan air dari langit ini.
Manfaat berikutnya adalah mengurangi beban saluran pembuangan gedung. Setiap liter air yang kita tampung berarti mengurangi volume yang mengalir ke drainase. Memang, kontribusi satu unit apartemen mungkin kecil, tapi jika ada puluhan atau ratusan penghuni yang melakukan hal serupa, dampaknya bisa terasa. Ini sejalan dengan upaya mengurangi risiko banjir di area sekitar.