Untuk menjembatani itu, beberapa desa adat di Jawa dan Bali telah menggandeng portal pariwisata dan Kampus, mencetak workshop dokumentasi digital bagi pemuda lokal.Â
Hasilnya adalah festival tradisi yang ditayangkan secara live onsite, lengkap dengan subtitle, soundtrack cerita, sesi Q&A online, bahkan paket merchandise batik lokal yang bisa dipesan via WhatsApp.
Kesimpulan
Apa yang diraih oleh video anak Pacu Jalur Riau di jagat maya adalah contoh nyata bahwa digital tourism bukan lagi mimpi---ia sudah berlangsung di depan mata.Â
Festival budaya, jika dikemas secara otentik, difasilitasi secara profesional, dan dipromotori secara strategis, bisa melahirkan efek domino:
Ratusan ribu views menumbuhkan ketertarikan mendatangkan turis virtual & nyata
Kesadaran budaya apresiasi global terbangunnya ekonomi kreatif lokal
Konten digital lompatan pengenalan dan cerita budaya melintasi batas sosial, geografis, dan bahasa
Rasanya, hal ini sudah sangat relevan dengan cara baru menikmati budaya---lebih cerdas, lebih digital, lebih inklusif.Â
Kini tergantung kita: apakah festival-festival budaya di berbagai daerah jadi "disimpan" dalam album foto, atau diposisikan sebagai narasi visual yang memikat dunia?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI