Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencari Keseimbangan: Merumuskan Skema Libur Ideal untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Karyawan

13 Maret 2024   12:18 Diperbarui: 13 Maret 2024   14:09 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: www.wowindonesia.id

Oleh: Julianda BM 

Di era modern, tuntutan pekerjaan semakin tinggi. Deadline yang ketat, beban kerja yang berat, dan jam kerja yang panjang menjadi kenyataan pahit yang dihadapi banyak karyawan. 

Tak heran, stres dan kelelahan menjadi momok menakutkan yang mengintai kesehatan mental mereka.

Di tengah hiruk pikuk dunia kerja, muncul wacana menarik tentang skema libur ideal. 

Wacana ini mengemuka sebagai respons terhadap krisis kesehatan mental yang melanda para pekerja. 


Salah satu contohnya adalah gagasan Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin memberikan kesempatan kepada karyawan BUMN untuk libur 3 hari dalam sepekan.

Namun, wacana ini tak luput dari pro dan kontra. Ada yang menyambutnya dengan antusias, namun tak sedikit pula yang meragukan efektivitasnya. 

Dilema pun muncul: manakah skema libur ideal yang mampu menyeimbangkan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan?

Menakar Manfaat dan Risiko Libur 3 Hari

Para pendukung skema libur 3 hari percaya bahwa hal ini dapat memberikan banyak manfaat bagi karyawan, di antaranya:

Pertama, meningkatkan kesehatan mental.

Libur yang lebih panjang dapat membantu karyawan untuk mengurangi stres dan kelelahan, serta meningkatkan mood dan kebahagiaan mereka.

Kedua, memperkuat work-life balance.

Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik. 

Libur 3 hari dapat memberikan waktu bagi karyawan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, melakukan hobi, atau simply beristirahat.

Ketiga, meningkatkan produktivitas. 

Sebuah studi di Microsoft Jepang menunjukkan bahwa karyawan yang menerapkan 4 hari kerja dalam seminggu dengan jam kerja yang sama justru mengalami peningkatan produktivitas. 

Hal ini disebabkan oleh fokus dan motivasi yang lebih tinggi saat bekerja.

Namun, skema ini juga memiliki beberapa risiko, seperti:

1. Penurunan produktivitas

Kekhawatiran muncul bahwa libur 3 hari dapat menghambat penyelesaian pekerjaan dan target perusahaan.

2. Ketidakadilan

Skema ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemburuan di antara karyawan, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor lain yang tidak memiliki kesempatan untuk libur 3 hari.

3. Biaya tambahan

Bagi perusahaan, skema ini dapat menimbulkan biaya tambahan untuk mengatur ulang jadwal kerja dan merekrut karyawan baru untuk mengisi kekosongan.

Merumuskan Skema Libur Ideal

Mencari skema libur ideal bukanlah perkara mudah. 

Perlu ada keseimbangan antara kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan. Berikut beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan:

1. Jenis pekerjaan

Skema libur ideal dapat berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaan. 

Pekerjaan yang bersifat rutin dan repetitif mungkin lebih cocok dengan skema 4 hari kerja dalam seminggu. 

Sementara itu, pekerjaan yang membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi mungkin lebih cocok dengan skema 5 hari kerja dengan jam kerja yang lebih fleksibel.

2. Kebutuhan karyawan

Kebutuhan dan preferensi karyawan juga perlu dipertimbangkan. 

Ada karyawan yang mungkin lebih suka libur 3 hari dalam seminggu, meskipun dengan jam kerja yang lebih panjang. 

Sementara itu, ada juga karyawan yang lebih memilih 5 hari kerja dengan jam kerja yang lebih pendek.

3. Kemampuan perusahaan

Kemampuan finansial dan operasional perusahaan juga perlu dipertimbangkan dalam menentukan skema libur ideal. 

Perusahaan perlu memastikan bahwa skema libur yang diterapkan tidak akan mengganggu produktivitas dan kinerja perusahaan.

Mencari Solusi Terbaik

Merumuskan skema libur ideal membutuhkan dialog terbuka dan kolaborasi antara karyawan, perusahaan, dan pemerintah. 

Berikut beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan:

Pertama, uji coba skema libur. Perusahaan dapat melakukan uji coba skema libur 3 hari dalam periode tertentu untuk melihat efektivitasnya terhadap produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Kedua, penerapan skema yang fleksibel. Perusahaan dapat menerapkan skema libur yang fleksibel, di mana karyawan dapat memilih sendiri hari liburnya.

Ketiga, meningkatkan efisiensi kerja. Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi kerja dengan menerapkan teknologi dan otomasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang repetitif.

Jadi, mencari keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan merupakan sebuah keniscayaan. 

Skema libur ideal dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesehatan mental dan work-life balance para pekerja. 

Namun, perlu ada pertimbangan yang matang dan solusi yang komprehensif agar skema ini dapat diterapkan dengan efektif dan adil.

Mari kita bersama-sama mencari solusi terbaik untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, di mana karyawan dapat bekerja dengan produktif dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun