[caption id="attachment_206607" align="aligncenter" width="584" caption="Ilang ing awang-awang"][/caption]
Komposisi instrumental lagu ‘Tombo Ati’ ciptaan Sunan Bonang yang dipadu ‘Amazing Grase’ karya John Newton, lewat aransemen Danny Sinlilik, pengampu pelajaran ekstra kurikuler musik SMA Kristen Indonesia Magelang menjadi pesan tersendiri dalam pentas seni yang bertajuk ‘Pelangi Indonesia di SMA’ Selasa 9 Oktober 2012 lalu di halaman dalam gedung sekolah. Melalui 2 lagu yang telah akrab ditelinga itu Danny yang memainkannya sendiri lewat alat musik piano mengajak para penonton, meski tanpa syair, repertoar klasik yang easy listening ini mampu menyampaikan pesan moral sekaligus mengajak para penonton untuk selalu ingat agar dalam kehidupan ini selalu bersandar kepada keagungan Tuhan.
‘Pelangi Indonesia di SMA’ merupakan ruang apresiasi seni dan bahasa siswa-siswi SMA Kristen Indonesia yang berlokasi di ujung paling selatan kota Magelang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Magelang. Pentas yang diadakan dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda menggelar serangkaian pagelaran baca puisi, geguritan, band dan wayang orang dengan lakon ‘Ande-ande lumut’. Geguritan dengan judul ‘ Ilang Ing Awang-awang’ karya Agnesia Maya, siswi kelas XI IPA yang bercerita tentang seorang ibu yang kehilangan anaknya hingga akhirnya menjadi gila ini mampu memukau para penonton saat ia bacakan sendiri menjelang akhir pertunjukan.
‘Kegiatan jeda tengah semester ini dimaksudkan untuk melepas ketegangan setelah UTS ( Ujian Tengah Semester ) dan sebagai ajang berkreasi, unjuk diri, unjuk kemampuan setelah tiga bulan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dan beberapa hari live in di Padepokan Seni Tjipta Budaya, Tutup Ngisor, Dukun, Muntilan dimana siswa kelas X, XI belajar berkeseniaan juga. Kegiatan ini juga merupakan saat untuk bisa ngudar rasa, olah rasa, olah bahasa sebagai ajang untuk berlatih mengelola perasan, menajamkan rasa melalui seni dan bahasa. Bila olah rasa ini berhasil maka akan mengurangi tindak kekerasan baik secara fisik maupun verbal’, demikian dikatakan Kepala Sekolah SMA Kristen Indonesia, Dra. Agnes Wiwien Prasetyati disela-sela mengikuti pagelaran.
Lebih lanjut dikatakan Wiwien, ‘Pelangi Indonesia di SMA menggambarkan hidup bersama dalam keberagaman bukanlah suatu yang mudah dilakukan, namun para siswa-siswi SMA Kristen Indonesia yang memiliki 52 siswa dari 17 daerah di Indonesia ini, diantaranya Sumatera, Kalimantan, NTT, DKI dan daerah lain telah mengalaminya dan menghayati pluralitas tersebut dengan tinggal dalam asrama’. Menutup rangkaian pentas Pelangi Indonesia di SMA, sebanyak 52 siswa dan 20 guru karyawan menorehkan cat di selembar kanvas sepanjang 6 meter, menuangkan cita-cita, harapan, kenyataan sosial, politik, pendidikan, semangat kebangsaan yang adalah merupakan Pelangi Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI