Kreasi Pemanfaatan Limbah dari Minyak Jelantah Menjadi Sabun dan Lilin

Pemakaian minyak goreng sebagai salah satu bahan utama ketika memasak sepertinya wajib dimiliki oleh setiap rumah tangga. Minyak goreng dipakai untuk memasak makanan baik untuk konsumsi pribadi maupun produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Minyak goreng yang sehabis digunakan disebut minyak jelantah. 

Minyak jelantah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang akan terus menerus diproduksi usai digunakan. Minyak jelantah yang tidak dapat digunakan lagi biasanya akan langsung dibuang. 

Tetapi hal tersebut dapat memicu dampak negative terhadap lingkungan sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, penyumbatan saluran air bahkan dapat mencemari tanah yang dilaluinya. Pencemaran tanah akan menyebabkan pori-pori tanah tertutup dan tanah menjadi keras.

Menyikapi hal tersebut, bagaimana caranya agar dapat mengurangi dampak negative yang ditimbulkan oleh minyak jelantah yaitu minyak jelantah dapat dimanfaatkan  menjadi beberapa kreasi seperti menjadi bahan bakar lampu minyak, sebagai pakan unggas, bahan bakar biosolar, lilin aromaterapi, dan sabun. 

Minyak jelantah diolah sehingga dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota KKN-PPM Kelompok 31 Univeritas Mercu Buana Yogyakarta dan diikuti oleh para warga khususnya para ibu-ibu PKK di Dusun Titang, Desa Sumberagung, Jetis, Bantul. 

Kegiatan pemanfaatan limbah minyak jelantah yang dilaksanakan pada,Jumat (18/2/2022) yang dipimpin oleh Tim Pak Agus Subagyo dari Pelatihan Pengelolaan Sampah, Kerajinan dan Produk Daur Ulang, Komposing, dan Pembuatan Pupuk Organik Bantul.
Kreasi dari limbah minyak jelantah yang akan dipraktekan adalah pembuatan sabun dan lilin. 

Kegiatan tersebut dimulai dengan penyampaian materi dan bahan-bahan pembuatan. Pak Agus kemudian mempraktikan langsung langkah-langkah pembuatan sabun yaitu pertama-tama goreng jahe secukupnya dengan minyak jelantah kemudian saring minyak jelantah dan tunggu hingga dingin. 

Selanjutnya timbang minyak jelantah sebanyak 200 gram dan masukan NaOH (soda api) sebanyak 33,6 gram ke dalam 100 ml air. Kemudian larutan NaOH tersebut sedikit-sedikit ke dalam minyak jelantah dan diaduk hingga rata dan mengental. Langkah selanjutnya yaitu tambahkan jeruk nipis untuk menambhakan aroma harum dan ektrak daun binahong sebagai anti bakteri. 

Bahan tersebut kemudian dicetak dan dibiarkan selama 3-5 hari kemudian sabun siap dipakai.

Para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut terlihat antusias dengan praktik perama pembuatan sabun yang berhasil. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membuat lilin aromaterapi. Pak Agus menjelaskan cara pembuatan lilin aromaterapi yang ternyata lebih mudah.