Keberanian seringkali menjadi kunci pembuka menuju pengalaman berharga. Hal itu dirasakan oleh Vina Nurseha, seorang Santri Pondok Pesantren Puteri Assalam juga mahasiswa STAI DR KH EZ Muttaqien, yang menorehkan prestasi dalam ajang "Internasional Conference Santri Mendunia batch 2" yang berlangsung di tiga negara: Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Awalnya, ia mengetahui informasi acara ini dari media sosial dan seorang teman yang pernah ikut di batch sebelumnya. Dengan minat yang besar di bidang kepemudaan serta keinginan untuk mengangkat suara santri di forum internasional, ia memberanikan diri untuk mendaftar. "Sebenarnya yang sulit itu bukan hanya proses seleksi, tapi keberanian untuk mencoba," ungkapnya.
Perjalanan ke luar negeri untuk pertama kalinya menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Di Singapura, ia berkesempatan mengunjungi Changi Airport, National University of Singapore (NUS), dan Merlion Park. Selain belajar tentang sistem pendidikan dan budaya, ia juga menyaksikan bagaimana komunitas Muslim tetap menjaga identitasnya sebagai minoritas.
Di Malaysia, kegiatan berlangsung lebih padat. Salah satu momen berharga adalah ketika ia terpilih menjadi salah satu dari 12 peserta yang mempresentasikan paper terbaik dalam konferensi internasional. Lebih membanggakan lagi, ia berhasil meraih 3rd Winner Best Creative Presentation dari 52 delegasi yang hadir. "Kalau kita tidak mencoba sekarang, mungkin tidak akan pernah merasakan kesempatan yang luar biasa ini. Jadi meski panik, saya tetap maju," tuturnya.
Sementara di Thailand, ia mendapatkan pengalaman berbeda saat berkunjung ke pesantren Sangkom Islam. Di tengah masyarakat yang mayoritas non-Muslim, pesantren itu mampu menjaga eksistensi Islam dengan damai. Bagi Vina, kunjungan itu menjadi pengingat bahwa santri tidak hanya belajar agama, tetapi juga bisa berkontribusi dalam inovasi sosial dan ekonomi di tingkat global.
Meski menghadapi tantangan bahasa, perbedaan budaya, hingga jadwal yang padat, ia tetap menjalani semuanya dengan semangat. "Ini bukan sekadar jalan-jalan, tapi membawa nama santri Indonesia ke kancah internasional. Santri bisa mendunia,"Â pungkasnya.
Jurnalis: Afifah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI