Jasa guru tak ditandai tinta dalam kitab.Budi guru tak ditulis dalam buku. Jasa dan Budi guru terpatri dalam diri anak didik sebagai Sang Generasi Penerus.Jasa dan Budi guru terpapar dalam tugas kemasyarakatan.
Animo kecurigaan siluman ternyata karunia  dari roh-roh kebajikan yang satu dan  sama untuk membangun anak bangsa.
Makna sebuah pengabdian telah terukir sejuta sulaman mutiara berharga dalam diri putra-putri tunas bangsa dan negara.Sebuah pengabdian tak selamanya abadi.Sebuah masa pasti kan berakhir.Berakhir dengan kemenangan dan air mata.Air mata keberhasilan.Air mata kasih sayang.Air mata kekeluargaan.Air mata kebersamaan. "Seandainya air mataku mengalir bagaikan mata air,aku akan tangisimu tiada henti hentinya." Aku hanyalah Sang Gudacil sebuah masa di sana.Aku hanyalah Sang Gudacil yang hanya dapat mengucapkan kata terima kasih. Ada sejuta kaumku punya cita-cita yang satu dan sama yakni mencerdaskan anak bangsa menuju kemandirian.
 Segala sesuatu tak abadi selamanya.Demi cita cita luhur dan masa depan anak bangsa aku harus terus melangkah untuk menemui mereka yang lain di sana.
Mutiara cinta pertama akan tetap bercahaya dalam hati Sang Gudacil,anak didik, dan masyarakat.
Wahai kaum tunas bangsa...
Seruan dan gong belajar terus berkumandang. Raihlah cita-cita dan masa depan sampai kesudahan waktunya. Di atas pundakmu bangsa dan negara berdiri kokoh dan megah.
 "I remember you...I don't forget you...I love you so much."
     Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI