Hitam mengukir butiran embun putih.
Seindah Mata jelaga, hingga bercampur baurÂ
Ku goreskan hasrat rindu pada pengakuan hingga ku syarahkan hingga bulan terang benderang.
Tak tahu mana hati kan bicara.
Gejolak cinta menghancurkan akal sehatku.
Tahap ini tak mudah ku lalui .
Namun apalah daya aku hanya setangkai bunga mawar.
Waktuku terlalu cepat.
Hingga aku tak rasa kepahitan.
Jika ku jatuh cinta.
Tak akan ku rasakan semanis candu madumu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!