Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mendeklarasikan Yogyakarta sebagai Kota Relawan pada peringatan pertama International Volunteer Day di kawasan Titik Nol Kilometer. Saat ini terdapat 189 komunitas relawan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang rata-rata beranggotakan 50 orang.
Ia mengungkapkan penetapan Jogja sebagai kota relawan pertama di Indonesia karena berkaca pada peristiwa gempa bumi 2006 dan erupsi Merapi 2010. Ketika itu proses rehabilitasi, rekonstruksi, dan terapi psikososial pascabencana yang dilakukan tercepat di dunia (http://regional.liputan6.com, 5/12/2016).
Relawan Gerakan Nasional Revolusi Mental DIY bekerjasama dengan Golden Mind Center Indonesia yang membuka Posko Ramadhan di kawasan Titik Nol Kota Yogyakarta mulai Senin, 6 Juni 2016 hingga tanggal 20 Juni 2016. Gerakan ini didukung para mahasiswa/i yang bergabung di Komunitas Relawan Sosial Kota Jogja (Rela Saja), menggelar kegiatan rutin Ta'jil On The Street alias bagi-bagi ta'jil di jalanan kawasan Titik Nol Yogyakarta.
Ketua Umum Relawan Gerakan Nasional Revolusi Mental DIY, Ariyo Suro Tirto Negoro menegaskan, bahwa kegiatan ini murni kegiatan sosial & kemanusiaan. Tidak ada hubungannya dengan kegiatan politik dan bukan merupakan kegiatan dari partai politik manapun (HarianBernas.com,09 Juni 2016).
Demikian halnya setiap hari besar terutama Lebaran, Natal dan Tahun Baru, banyak posko-posko bantuan yang digelar para relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) di titik strategis jalanan wilayah Yogyakarta. Bantuan bagi pengendara jika diperlukan bisa diberikan secara gratis.
Posko Mudik Lebaran 1438H Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini sudah tersebar di sebagian pelosok Yogya, baik didalam kota Yogja sendiri, maupun pada jalan-jalan utama menuju dan keluar dari Yogyakarta. Semua insan komunikasi anggota RAPI khususnya RAPI Daerah Yogyakarta, turut berperan serta dalam membantu aparat dan masyarakat sebagai personil jaga pada posko mudik yang telah tersedia (http://jz12jxd.web.id, 19/6/2017)
Nah dari secuplik gambaran pemberitaan tersebut, Yogyakarta masih lekat dengan kultur lokalnya yang penuh solidaritas, gotong-royong, toleransi dan masih tumbuh rasa kesetiakawanan antar sesama. Tak salah bilamana Mensos Kofifah Indar Parawansa dalam hal ini menyebut/memberikan julukan tambahan bagi kota Yogyakarta sebagai Kota Relawan.
Bagi ada yang suatu ketika berkunjung ke Yogyakarta tidak perlu heran, terutama manakala di hari-hari besar nasional seperti Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, Musim Liburan, Event-event besar berskala nasional, termasuk Hari Natal dan Tahun Baru (2018) mendatang -- di kawasan Yogyakarta dan sekitar akan ditemui relawan-relawan yang selalu siap siaga dan bersedia membantu siapa saja terutama  demi kepentingan sosial-kemanusiaan.