Mohon tunggu...
Listya Dewi Surya
Listya Dewi Surya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Jadilah manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Media Sosial Sebagai Sarana Jual-Beli di Era Pandemi

21 Januari 2021   12:37 Diperbarui: 21 Januari 2021   17:15 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini dunia tergoncang serangan wabah yang mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan. Di Indonesia sendiri saat ini sebanyak 7.58 juta jiwa yang terinfeksi coronavirus, 3.83 juta jiwa sembuh (kompas.com). Mengetahui bahwasanya virus corona belum sepenuhnya hilang dari Indonesia membuat banyak orang menjadi was-was dan takut. Selain menyerang kesehatan, corona virus juga menyerang segala aspek kehidupan mulai dari sosial budaya, industri, spiritual, pendidikan. dan yang paling krusial yaitu aspek ekonomi. 

 Teknologi di ciptakan untuk meringankan pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sangat membantu namun pada penerapannya terdapat dampak negatifnya juga, hal itu dapat menjadi permasalahan jika kita tidak bijak mengolah teknologi. Selain itu, teknologi dapat suatu simbol berekspresi dengan menggunakan media sosial untuk mengungkapkan apa yang di rasakan. Hal itu kemudian secara tidak langsung di sepakati banyak orang dan secara tidak langsung terbentuklah consensus bahwa media sosial merupakan salah satu alat ekspresi diri  dan masyarakat dapat berkomunikasi dengan banyak orang melalui simbol-simbol yang di ungkapkan seseorang dalam media sosialnya

 Naluri manusia sebagai makhlus sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain menjadikan manusia-manusia itu saling berinteraksi kemudian bekerja sama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kebiasaan inilah yang sampai saat ini mengakar pada kehidupan yang kemudian menjadi sebuah kebudayaan, terbiasa membantu, terbiasa menolong, terbiasa memberi dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.

Akibat adanya corona virus menimbulkan berbagai ancaman. Ancaman tentang kesehatan misalnya, sebuah virus merupakan partikel kecil yang kasat mata dan tidak dapat di lihat langsung oleh mata. Hal itu menyebabkan sulitnya menjangkau daerah yang terpapar virus corona, terlebih orang yang terjangkit memang mempunyai reaksi yang berbeda-beda. Ancaman pada kesehatan inilah yang membuat pemerintah mengambil keputusan tegas untuk melakukan berbagai himbaun untuk mengurangi jumlah pasien yang terjangkit virus corona di Indonesia.

 Ancaman selanjutnya yaitu dari aspek pendidikan, mengetahui bahaya dari virus corona mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar di ubah sistemnya menjadi daring (pembelajaran melalui media online). Hal ini tentu saja menuia banyak kritik dan kendala dari berbagai kalangan. Kalangan orang tua misalnya, dengan menggunakan media online tentu saja akan menghabiskan banyak uang untuk membeli paket data internet. Selain itu para orang tua mengkhawatirkan kualitas pemahaman siswa terhadap materi yang di sajikan ketika belajaran online oleh guru, sebab ketika bertatap muka saja siswa belum tentu dapat memahami dengan baik apalagi dengan online. Kemudian dari kalangan Mahasiswa, selain banyaknya uang yang di belikan untuk mengisi paket data, mahasiswa juga mengeluhkan banyaknya tugas yang diberikan oleh bapak/ibu dosen. 

 Aspek perekonomian inilah puncak permasalahan, adanya wabah ini mengakibatkan banyak pekerja yang di PHK, banyak yang kehilangan pekerjaan karena tidak ada pelanggan. Hal ini tentu saja membuat rakyat miskin menjadi sengsara, pemasukan berkurang atau malah tidak ada sama sekali namun protocol kesehatan menghimbau agar tetap di rumah saja. namun seiring dengan kritik-kritik yang di berikan oleh masyarakat, pemerintah memberikan BLT kepada setiap kepala keluarga senilai 600.000,- dan mengurangi pembayaran subsidi listrik selama 3 bulan mulai dari mei, juni, juli mungkin akan berlanjut di sesuaikan dengan kondisi dan situasi.

Keterbatasan dalam perekonomian membuat sebagaian masyarakat tetap bekerja, hal ini menjadi sorotan bagi pemerintah mengingat banyaknya korban corona virus berasal dari kerumunan orang. Dalam hal ini pemerintah mengizinkan pekerja namun harus seuai dengan protocol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, hand sanitizer, menggunakan sarung tangan serta menjaga jarak aman minimal 1 meter. Himbaun tersebut di keluarkan pemerintah agar meminimalisir banyaknya pasien coronavirus. 

 Pada mulanya memang sebagain besar masyarakat sulit melakukan kegiatan sehari-hari yang menurutnya tidak terbiasa, namun sifat alamiah manusia seperti kata Darwin, akan terus-menerus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, cara yang baru, kebiasaan yang baru dan serba baru lainnya.

 Realitas Sosial yang akan kaji pada permasalahn kali ini ialah usaha masyarakat untuk tetap di rumah saja namun tetap berpenghasilan. Kita tahu bahwa wabah covid-19 sampai saat ini belum sepenuhnya berakhir di Indonesia. Oleh karena itu banyak masyarakat yang mengeluhkan harus bekerja sebagai apa ketika wabah covid-19 belum sepenuhnya pergi dari bumi pertiwi. Salah satu cara jitu untuk mendapatkan penghasilan yaitu dengan mengoptimalkan kecanggihan teknologi khususnya media sosial. Maraknya penjual online di media sosial dapat menjadi trobosan terbaru. 

 Teknologi menyediakan berbagai kebutuhan manusia salah satunya untuk mencari penghasilan. Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut pada dasarnya kita mampu bertahan di kala pandemic. Contohnya, di masa pandemi yang berlangsung kurang lebih 3 bulan ini mengakibatkan kebosanan pada individu. Namun keluhan yang paling mendasar yaitu kurangnya pemasukan dengan tingganya pengeluaran. Bermodal kuota dan telepon seluler kita dapat mengakses berbagai video di youtube, yang selanjutnya akan kita praktikkan. Contohnya yaitu, menjual makanan yang unik dan kekinian. Sebagian besar masyarakat memilih di rumah saja mematuhi himbauan dari  pemerintah yang berdampak pada kebutuhan pangan mereka. Meskipun ada gojek namun tidak semua kedai makanan tetap buka. Mengandalkan media sosial untuk mengupload foto maupun video makanan tersebut akan menarik minat pembeli sertai dengan pamphlet yang mendukung tentu saja.

 Fungsi dari media sosial sendiri yaitu sebagai sarana untuk menjual maupun membeli produk yang akan kita jual. Tidak hanya makanan saja, kita bisa menjual berbagai skincare, parfum, masker wajah dan lain sebagainya. Hikmah yang dapat kita ambil dari adanya pandemic ini yaiatu kita dipaksa untuk menumbuhkan jiwa-jiwa pengusaha agar setelah pandemic ini kita mempunyai modal untuk membuat usaha tersebut, hal ini dapat meminimalisir banyaknya pengangguran yang di akibatkan oleh virus corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun