Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Berpuasa di Musim Kemarau Bukan Masalah!

16 Mei 2018   21:50 Diperbarui: 17 Mei 2018   14:24 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | https://www.shape.com

Tidak terasa, bulan yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh umat Muslim di seluruh penjuru dunia tiba. Bulan dengan limpahan pahala berlipat-lipat. Selamat datang, Ramadan!

Berbicara Ramadan maka tidak bisa dilepaskan dari ibadah puasa. Sebab di bulan penuh rahmat dan berkah ini, umat Muslim akan bersama-sama menjalankannya selama sebulan penuh. 

Puasa dengan cara menahan diri dari hawa nafsu, menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari atau selama kurang lebih 13 jam untuk wilayah Indonesia. 

Ya, kita bisa dikatakan beruntung, sebab waktu ibadah puasa yang kita lakukan hanya setengah hari saja, bayangkan diluar sana ada saudara Muslim kita yang harus merasakan puasa selama lebih dari itu, bahkan lamanya sampai 20 jam. 

Namun, ada yang bisa menjadi perhatian untuk bulan Ramadan kali ini. Menurut informasi yang saya dapat dari radio dan beberapa media online, Ramadan akan datang disaat masa-masa pergantian musim atau pancaroba. Dimana dampak dari transisi musim hujan ke kemarau ini akan mengakibatkan suhu di Indonesia menjadi lebih panas, mencapai 34 derajat

Terkait temperatur yang makin meninggi ini pun sudah dikonfirmasi oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Namun, masyarakat memang tidak perlu khawatir, sebab diperkirakan tidak akan terjadi kemarau yang ekstrim.

Sependapat dengan informasi yang beredar. Nyatanya, akhir-akhir ini saya juga merasakan cuaca di Jogja cenderung panas luar biasa. Mantel jadi jarang terpakai lagi, karena hujan sudah tidak datang seintens sebelumnya. 

Kalau dirasa-rasa, saya rasa cuaca Jogja saat ini mirip Semarang. Bahkan jika dibandingkan Temanggung, kota yang juga saya tinggali dan biasanya berhawa sejuk menggoda, juga mulai bergelora. Sepertinya, musim kemarau memang tidak ingkar janji dan berhasil meratakan semua wilayah dengan panasnya.

Untuk itulah, berpuasa di tengah cuaca yang terik mungkin akan menjadi tantangan kali ini. Namun jangan jadikan halangan untuk tidak berpuasa, karena ada acara yang bisa kamu lakukan agar puasamu berjalan lancar dan maksimal.

Jangan Lupa Minum, Pastikan Tubuh Terhidrasi dengan Baik

Cuaca panas selama berpuasa bisa meningkatkan risikomu jadi dehidrasi (kekurangan cairan). Tetapi, bukan berarti tidak bisa diantisipasi. Sebab, jika kamu bisa mengatur asupan cairanmu disaat waktu yang diperbolehkan, maka risiko ini bisa tidak terjadi.

Kebutuhan cairan tiap orang memang berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin,aktivitas fisiknya dan juga suhu lingkungan. Seperti yang sering kita dengar, rata-rata seorang membutuhkan 8 gelas per hari untuk mencukupinya. Angka yang bisa menjadi acuan kita untuk memenuhi cairan selama bulan Ramadan.

Rumus mudah agar kebutuhan cairan bisa dipenuhi, pastikan minum 2 gelas ketika saat sahur (saat bangun tidur dan selesai sahur) dan 6 gelas sisanya di waktu berbuka. Atur gelasmu disaat seperti sedang berbuka, selesai sholat magrib, selesai makan malam, selesai sholat isya dan tarawih, dan sebelum tidur. 

Lagi-lagi, sesuaikanlah dengan kebutuhan cairanmu ya. Sebab terlalu banyak minum (melebihi kemampuan dan kebutuhanmu) juga bisa membuatmu kembung atau bahkan menyebab overhydration yang bisa membahayakan kesehatanmu.

Cara mengetahui kebutuhan cairanmu sudah cukup atau belum, kamu bisa melihat dari warna urinmu. Jika berwarna terang, kamu terhidrasi dengan baik. Sebaliknya, ketika urinmu gelap, waspada tanda-tanda dehidrasi sudah terjadi.

Selain bisa mengindarimu dari dehidrasi, minum air yang cukup juga bermanfaat bagi tubuh yaitu mencegahmu dari konstipasi. Salah satu masalah pencernaan yang sering terjadi juga selama puasa akibat pola makan yang tidak tepat, kurang serat.

Penting Juga Mengatur Apa yang Kamu Makan dan Kapan?

Selama puasa, kita tahu makan dan minum kita dibatasi waktu. Oleh sebab itu, penting untuk kita pintar-pintar mengaturnya agar kebutuhan gizi selalu bisa dipenuhi. 

Kebutuhan gizi kita tidak berubah menjadi banyak atau sedikit ketika puasa tiba, yang berubah hanya kapan waktu yang diperbolehkan untuk mencukupinya. Jangan sia-siakan waktu yang ada dan gunakanlah waktu yang diperbolehkan untuk makan dan minum dengan sebaik-baiknya.

Seperti ketika saat memilih minuman untuk berbuka, misalnya. Daripada meminum kopi atau teh, air putih malah bisa lebih baik untuk tubuhmu. Apalagi setelah melewati hari yang terik dan kamu hampir dehidrasi, minum air putih bisa membantu memulihkan kondisimu. Sebaliknya, kopi atau teh yang mengandung kafein (makin tinggi kadar makin tinggi efeknya) bisa memperparah dehidrasimu karena sifatnya yang diuretik (membuatmu sering buang air kecil).

Selain mencukupi cairan, kebutuhan gizi -karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin-juga jangan dilewatkan. Saat puasa adalah waktu yang baik untukmu mengatur pola makan yang benar-benar. Sebab, adanya keterbatasan waktu makan dan minummu seharusnya membuatmu jadi memilih makanan yang berkualitas. 

Pola makan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjaga dan mendukung tubuhmu agar tetap fit menjalani puasa ditengah cuaca yang terkadang sulit ditebak.

Kurangi Aktivitas di Luar Ruangan Saat Matahari ada di atas kepala!

Jika tidak perlu-perlu amat, kurangilah berkegiatan yang langsung berhadapan dengan matahari. Jika mau tak mau harus berada di luar, jangan lupa gunakan pelindung diri untuk mengurangi paparan langsung terik matahari. Bisa gunakan topi, misalnya.

Pun yang memilih berada di dalam ruang, apalagi di tempat yang ber-AC. Bukan berati kamu benar aman dari dehidrasi,ya. Suhu ruang yang dingin bisa membuat tanda kekurangan cairan seperti haus jadi tidak terasa. Tetapi, coba saja perhatikan bibir dan kulitmu. 

Jika sudah mulai terasa mengering, kamu sudah mulai mengalami dehidrasi. Apalagi kalau jadi kurang konsentrasi sampai membuatmu berhalusinasi? Tanda-tanda itu bisa menunjukan dehidrasimu sudah berada di level yang mulai meninggi.

Kita sebagai manusia bisa bertahan tanpa makan sampai berminggu-minggu, tetapi tidak dengan minuman yang hanya hitungan hari. Jadi perhatikan kebutuhan cairanmu, tak lupa dan yang utama juga ditambah dengan niat puasa yang sungguh-sungguh. Insha Allah masalah cuaca tentu bukanlah apa-apa.

Selamat menjalankan Ibadah Puasa!

Salam,

Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun