Antara percaya tidak percaya, tapi aku melihat dengan mataku sendiri. Salah satu teman Mbak Dinda seperti kerasukkan sesuatu. Ya, kalau kamu pernah lihat acara dua dunia, seperti itulah kira-kira. Dulu aku mengira itu hanya buatan skenario, tapi kali ini aku lihat langsung. Ya, ini siaran langsung dan suasana mati lampu pula, mendukung sekali!!!
Dengan mata yang terpejam, suara teman Mbak Dinda tiba-tiba saja menjadi berat, seperti sudah tua sekali, dan dari penuturannya, sesuatu yang masuk ke tubuh teman Mbak Dinda mengaku sudah berusia ratusan tahun.
Lagi-lagi aku cuma bisa bengong melihat ini. Nyatakah semua ini?
Teman Mbak Dinda yang kerasukan itu bahkan bisa menebak apa yang sedang dialami anak-anak penghuni kos termasuk aku,katanya jangan capek-capek. Mukaku yang lusuh setelah latihan memang tidak bisa bohong sih.
Tak berhenti disitu, Ibu kos pun ternyata ikut dibicarakannya, banyak diceramahi tepatnya atau malah dimarahi?
“Kamu tahu apa yang kamu lakukan kemarin? Justru kamu malah membuatnya tambah betah tinggal disini!!!”, begitu katanya.
Saat itu, yang kulihat Ibu kos hanya sanggup mengangguk. Dan aku juga masih sama, lagi dan lagi, cuma bisa bengong melihat sendiri Ibu kos yang sedang dimarahi. Ini kenyataan? Masih antara percaya tidak percaya dengan apa yang aku lihat sendiri. Cubit aku cubit, sakit ! Bukan mimpi ternyata.
***
Pada akhirnya aku putuskan untuk pindah juga dari kosan itu , tapi jangan bersimpulan karena benda gaib atau hantu yang membuat heboh sekosan, lagipula aku juga merasa tak pernah diganggu. Toh, makhluk itu memang ada disekitar kita bukan?
Wallahu a'lam..
Kampus ku mendadak berpindah di dekat kamar Jenazah di sebuah Rumah sakit di Semarang. Dan otomatis kosanku juga tak jauh dari sana.