Mohon tunggu...
Vriska Liska Sihombing
Vriska Liska Sihombing Mohon Tunggu... Human Resources - #perempuanadalahmasadepan

KOMUNITAS KARTINI INDONESIA (KOKASI) ig: @kokasi.id ig: @vriskaliskasihombing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi Muda dan Semangat Hidup Sosial Gereja

14 Maret 2018   22:11 Diperbarui: 14 Maret 2018   22:43 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Semangat Generasi Muda (Sumber: Yubelium)

Generasi  muda umumnya disebut-sebut masa depan bangsa dan 'bunga' gereja. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran dan fungsi kaum muda dalam proses hidup bernegara dan menggereja. Kemajuan masa depan hidup  berbangsa dan gereja ini ada di tangan  generasi muda, dan tentunya atas kendali generasi  muda yang memiliki intelektualitas dan  kristianitas yang seimbang.

Cakupan intelektualitas generasi muda bisa dibangun dan digali melalui berbagai aspek kehidupan, seperti keluarga, pendidikan formal, lingkungan masyarakat/gereja, dan lain-lain. Untuk mahasiswa umumnya lebih dominan dipengaruhi dari orientasi kehidupan di kampus sebagai sarana penyedia ilmu pengetahuan itu sendiri dan orientasi kehidupan berorganisasi sebagai tempat bertambahnya wawasan atau ilmu pengetahuan yang diterima di luar kampus

Pelopor sosiologi modern Aguste Comte mengatakan "generasi adalah jangka waktu kehidupan sosial manusia yang didasarkan pada dorongan keterikatan pada pokok-pokok pikiran yang asasi" maka kehidupan sosial generasi muda membutuhkan dorongan keterikatan akan iman dan perbuatan  yang positif yang mampu membangun kehidupan generasi tersebut, dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan di lingkungan manapun ia berada terutama di lingkungan gereja.

Dewasa ini situasi kehidupan menggereja sebahagian kaum muda atau generasi muda tidak lagi pada esensinya dan mengalami degradasi semangat untuk berpartisipasi dalam kehidupan menggereja. Hal itu berpengaruh menjadikan peran generasi muda sebagai agen perubahan pada akhirnya tidak terealisasi secara optimal. Di samping itu, generasi muda dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan juga tidak sedikit mengalami hambatan  atau kelemahan-kelemahan yang disadari berpengaruh di dan ke dalam kehidupannya.

Hambatan yang pertama adalah dari dalam diri generasi muda itu sendiri, yaitu yang pertama adalah sikap apatis, sikap apatis yang dibentuk dari generasi muda itu sendiri adalah sikap yang tidak mau tahu atau kata lain sikap yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, hal itu jugalah yang membentuk generasi muda menjadi seseorang yang individualis.

Kemudian pengaruh yang berikutnya adalah lemahnya semangat hidup sosial menggereja, padahal dalam hal ini partisipasi generasi muda sangat dibutuhkan untuk mengawali semangat hidup bersosial kepada pihak lainnya. Dari hambatan yang dijumpai generasi muda, tentu  gereja dan keluarga juga pihak lainnya perlu memotivasi, melakukan pengembangan diri lewat pembinaan kepada generasi muda. 

Motivasi pengembangan diri lewat pembinaan yang dimaksud itu dapat diwujudkan dengan cara  yang pertama adalah melalui gereja atau orangtua sebagai pembina/pendidik, generasi muda perlu melakukan pendekatan (metode) non-konvensional, yang dimaksud di sini adalah Pembina tidak melulu memberikan, melainkan mau masuk dalam dunia generasi muda; tidak menanti, melainkan mau menemui; tidak "menolong" melainkan berdialog.

Yang kedua, generasi muda harus dibantu untuk berjiwa adaptif terhadap situasi lokal. Sebab, meskipun agama itu bersifat universal namun penghayatannya perlu disesuaikan dengan situasi lingkungan hidup. Dan yang ketiga generasi muda perlu dibekali semangat untuk hidup berbaur dalam masyarakat majemuk, lewat kegiatan ekskursi sosial yang diarahkan langsung oleh gereja.

Sederhananya generasi muda dituntut menjadi contoh utama untuk melakukan kegiatan baik dan positif supaya hal perubahan itu sendiri memang benar adanya dimulai dari kaum muda. Segala apa yang menjadi kelemahan yang dijumpai dalam diri generasi muda dapat diminimalisir dengan pembinaan-pembinaan juga lewat motivasi-motivasi yang diterima dari banyak pihak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun