Mohon tunggu...
Muhlis Hatba
Muhlis Hatba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pahami dunia dengan belajar kepada siapa saja dan apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebelum Detik-detik Proklamasi

17 Agustus 2020   14:27 Diperbarui: 17 Agustus 2020   14:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kita asyik dengan pekik merdeka,
ia justru asyik dengan pekik baskom.
Sejenak hanya diam dan tak paham
ketika kutanyakan arti merdeka
seakan menjawab, "Aku belum merdeka".

Ketika kita merasa sudah merdeka,
ia masih saja setia berjuang.
Menegakkan kesenjangan hak,
menumpas jejak-jejak kemiskinan,
melawan bayang-bayang kebodohan.

Ia tak tahu apa-apa tentang negeri.
Pun tak tahu siapa-siapa yang berulah
Ia hanya pandai menghapus air mata
sesekali mengelap peluh di wajahnya
sambil menceritakan takdir jelata.

Terlihat semringah melukis rupanya
sebelum pulang menghitung laba.
Ketika membawa dua lembar rupiah
bergambar sepasang Proklamator.

Bone, 170820

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun