Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wihara yang Berawal dari Terdamparnya Sebilah Papan Nama Naga

8 Februari 2019   02:02 Diperbarui: 8 Februari 2019   19:03 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa hubungannya antara sebilah papan nama Naga dengan sebuah wihara atau klenteng yang diklaim sebagai klenteng tertua di Jakarta yang letaknya di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Yang biasa disebut Wihara Lalitavistara.

Di antara Wihara dan sekolah yang masih dalam satu kawasan ini terdapat taman. Di dalamnya terdapat miniatur Borobudur. Selain itu kompleks ini terdapat juga gedung TK, SD, SMP Maha Prajna dan Sekolah Tinggi Agama Budha (STAB) Maha Prajna.

Cerita ini berawal pada saat saya mengikuti Wisata Bhinneka rute Cilincing yang diikuti oleh 4 sekolah pada tanggal 16 Januari yang lalu. Salah satu peserta adalah undangan yang berasal dari Kementrian Agama (Kemenag). 

Setelah ngobrol-ngobrol dengan saya, ternyata pernah bersekolah di  STAB, tetapi dia tidak pernah masuk sampai ke bagian dalam wihara.

Para peserta sebelumnya dikumpulkan dalam ruang ibadah di mana terdapat banyak patung Buddha. Sehingga sering disebut ruang altar seribu Buddha. 

Suwito adalah seorang Master Pendidikan Agama Buddha, yang pada saat itu menjadi salah satu pemandu wisata lokal di klenteng tertua di Jakarta ini. Dia menjelaskan sejarah Vihara Lalitavistara. 

Asal kata nama wihara ini adalah nama sebuah kitab yang menceritakan perjalanan kehidupan Sidharta Gautama. Cara ibadah di sini menggunakan dua bahasa, Bahasa Mandarin dan Bahasa Sansekerta.

Peserta sedang mendengarkan penjelasan (sumber penulis)
Peserta sedang mendengarkan penjelasan (sumber penulis)
Sebelum ada Wihara ini, sudah berdiri terlebih dahulu klenteng Sam Kuan Tai Tie. Awal mulanya pada abad ke-16 ditemukan papan naga bertuliskan Sam Kuan Tai Tie yang diperkirakan berasal dari negri China oleh awak kapal yang kandas di Pantai Cilincing. 

Mereka mengambil kesimpulan seperti itu karena ada klenteng bernama yang sama di negri mereka. Jadi dibawalah bilah nama tersebut ke kapal, selanjutnya mereka memanjatkan permohonan agar bisa kembali berlayar. 

Dalam doa, mereka berjanji kalau dikabulkan akan melakukan sembahyang buah. Ternyata permohonan dikabulkan. 

Tiba-tiba air pasang mengalir deras, kapal terangkat naik dan bisa melanjutkan berlayar. Mereka pun melakukan yang telah dinazarkan. Tepatnya dilakukan di bawah sebuah pohon, di mana para awak kapal meletakkan papan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun