Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Waspada Pelecehan Seksual di Aplikasi Kencan

3 Januari 2021   22:18 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:20 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Online Sexual Harassment. Sumber: mhsmentor.com 

Sebagian besar manusia penghuni bumi mungkin setuju, tahun 2020 adalah tahun tidak mudah. Bisa dibayangkan jika bekerja, beraktivitas, berinteraksi adalah cara manusia untuk tidak merasa sendiri, merasa berguna, dibutuhkan oleh orang lain dibatasi dengan ketat. Tidak mengejutkan, banyak data dan penelitian yang menunjukkan tingkat stress di masa pandemic meningkat. Salah satunya penelitian ini. Baik mereka yang tinggal sendiri, tinggal bersama ataupun dalam keluarga mengalami situasi yang sama: bosan, stress tinggal diam di rumah/di suatu tempat dalam waktu lama, sekaligus harus mengubah kebiasaan, beban yang bertambah dan terbatasnya cara untuk lepas dari situasi tersebut.

Seorang teman baik bercerita ia mulai ikut situs dating/kencan/jodoh. Ia cukup lama telah bercerai dari suami serta mengasuh beberapa anak yang menginjak remaja. Tidak dipungkiri kebutuhan untuk intimacy menguat pada saat situasi seperti ini. Ini salah satu cara untuk melepas dari situasi stress tersebut. Disamping tentu saja karena bisa dilakukan secara online/daring.

Ternyata ia tidak sendiri. Data yang dirilis oleh aplikasi populer Tinder misalnya menunjukan  aktifitas pengguna meningkat per April 2020. Lihat beritanya di sini. Berlaku juga aplikasi kencan yang lain. Banyak cerita yang menyenangkan dan berhasil.  Tapi juga banyak yang tidak.

Tulisan ini ingin berbagi, tetaplah waspada jika kamu tertarik ikut situs atau aplikasi kencan daring. Beberapa informasi menunjukkan pelecehan, kekerasan seksual melalui media sosial dan aplikasi online selama pandemi juga meningkat. Kekerasan yang pada titik tertentu sulit kita lacak karena berhubungan dengan belantara yang tidak kita kuasai medannya, berhubungan dengan yang maya, bisa jadi tak berjejak, berhubungan dengan akun palsu, dan seterusnya.

Tentang fantasi seksual 

Ada sebuah penelitian menarik di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Justin Lehmiller tahun 2018 tentang fantasi seksual. Hasil studi  bisa dibaca di sini. Respondennya berjumlah 4,175 warga Amerika dari 50 negara bagian. Rentang usia dari 18 sampai 87 tahun, dengan identitas gender, orientasi seksual, demografi/lokasi dan latar belakang politik yang beragam.

Temuan survey menunjukkan 97 persen orang Amerika dewasa berfantasi seksual. 87 persen melakukannya seminggu sekali. Sebanyak 57 persen paling tidak melakukannya sekali sehari.

Survey ini mengelompokkan tiga kategori fantasi seksual yaitu 1) hubungan seksual dalam group termasuk threesome, 2) hubungan seksual di tempat atau cara yang berbeda, yang tidak lazim dilakukan seperti misalnya di tempat parkir, toilet umum, kantor, dan di tempat keramaian lainnya, 3) fantasi seksual terkait dengan penguasaan dan kontrol atas tubuh pasangan yang dikenal sebagai BDSM (Bondage Discipline Sado-Masochism).

Apakah ini salah? Namanya juga fantasi. Itu tidak berarti sesuatu yang kita akan wujudkan. Tapi bagaimana jika ada kesempatan? Ini semua sangat tergantung kita. Manusia dewasa memiliki kapasitas untuk bertanggung jawab atas semua pilihan tindakan. Kunci mendasar dari hubungan seksual orang dewasa adalah consent atau persetujuan dan kesepakatan dari kedua  belah pihak sebagaimana pernah saya ulas pada tulisan sebelumnya di sini.

Penelitian ini mengungkapkan fantasi ini lahir dari sesuatu yang terlarang, tabu diekspresikan pada kehidupan sehari-hari yang membuat kita bersemangat, ingin tahu yang besar dan bergairah. Bagian sisi lain dari ekspresi kepribadian manusia. Untuk itulah mengapa industry pornography berupa film, layanan sex virtual dan juga offline mendapatkan tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun