Mohon tunggu...
Lisa Hariani
Lisa Hariani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Jurusan Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil💪

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencegah Penyakit Menular (Covid-19) Sesuai Ajaran Rasulullah Saw

11 Agustus 2020   14:04 Diperbarui: 11 Agustus 2020   16:24 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap sesuatu yang terjadi di muka bumi ini adalah takdir yang telah ditetapkan Allah SWT sebagaimana penyakit menular (wabah) yang sedang terjadi pada masa sekarang ini, wabah atau penyakit menular merupakan sebuah sunnatullah yang akan selalu kita rasakan atau alami di dunia ini. 

Virus covid-19 yang kita alami sekarang ini telah ditetapkan menjadi pandemi atau wabah global oleh WHO. Bahwasannya Rasulullah SAW. Juga pernah mengalami masa-masa wabah. 

Sebagai muslim menjadi tugas kita untuk belajar tetap tenang mengdapi wabah corona dan berusaha keras menghindarinya agar tidak terkena virus corona sesuai anjuran Rasulullah SAW.

Islam adalah agama mengajarkan pentingnya kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa kepada Allah agar diberikan kesehatan dan rahmatnya Islam juga mengajarkan kita bahwa tubuh kita adalah penopang kita, dan itu adalah tugas kita untuk menjaganya. 

Rasulullah SAW mengajarkan Islam untuk menyucikan diri antara lain mengajarkan beristinjaq setelah buang air besar dan kecil, berwudu, mandi besar, mencuci tangan, berkumur-kumur dan sikat gigi, membersihkan lubang hidung.

Ini semua merupakan sunnah Nabi dan semua dilakukan untuk mencegah kita terinfeksi dari virus maupun bakteri yang mengganggu kesehatan tubuh. Sunnah Nabi yang harus dilaksanakan di tengah pandemi virus corona ini adalah:

Berdiam diri dirumah (Masa Karantina)

Rasulullah SAW. Bersabda: 

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ وَعَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَسْأَلُ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الطَّاعُونِ فَقَالَ أُسَامَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ رِجْسٌ أُرْسِلَ عَلَى طَائِفَةٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَوْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ قَالَ أَبُو النَّضْرِ لَا يُخْرِجْكُمْ إِلَّا فِرَارًا مِنْهُ

Artinya:

Telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah berkata, telah bercerita kepadaku Malik dari Muhammad bin Al Munkadir dan dari Abu an-Nadlar, maula 'Umar bin 'Ubaidullah dari 'Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash dari bapaknya bahwa dia ('Amir) mendengar bapaknya bertanya kepada Usamah binZaid; "Apa yag pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang masalah tha'un (wabah penyakit sampar, pes, lepra)?". 

Maka Usamah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tha'un adalah sejenis kotoran (siksa) yang dikirim kepada satu golongan dari Bani Isra'il atau kepada umat sebelum kalian. Maka itu jika kalian mendengar ada wabah tersebut di suatu wilayah janganlah kalian memasuki wilayah tersebut dan jika kalian sedang berada di wilayah yang terkena wabah tersebut janganlah kalian mengungsi darinya". Abu an-Nadlar berkata; "Janganlah kalian mengungsi darinya kecuali untuk menyelematkan diri". (HR. Bukhari No. 3214)

Kalimat menahan diri dirumah dimaknai sebagai larangan mendatangi wilayah yang terdampak covid-19 atau keluar dari wilayah yang terdampak covid-19 kewilayah lain sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Salah satu implementasi hadis ini adalah larangan mudik dari wilayah terindikasi adanya penyebaran covid-19. Larangan mudik ini bagian dari sunnah sebagai solusi efektif untuk menghentikan laju wabah virus corona dengan metode pengujian (lockdown).

Mencuci Tangan

Mencuci tangan dengan sabun dinilai efektif untuk menghilangkan kotoran, bakteri, dan virus. Sejak dahulu, Nabi SAW sudah menganjurkan umatnya untuk mencuci tangan, baik saat wudhu, sebelum makan, sesudah makan, hingga sesudah bangun tidur.

Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila salah seorang diantara kalian bangun tidur, hendaknya ia menuangkan (air) ke atas tangannya tiga kali sebelum memasukkan (tangannya) ke dalam bejana, karena dia tidak mengetahui di mana tangannya berada (saat tidur)." (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Nawawi menyatakan, anjuran mencuci tangan ini tidak terbatas saat bangun tidur saja, melainkan kapan pun saat ragu apakah ada najis yang menempel atau tidak. Saat tidur, terkadang seseorang tak menyadari apa yang disentuhnya, sehingga dianjurkan mencuci tangan dahulu sebelum memasukkan tangannya ke kolam atau wadah berisi air lebih besar. Begitu pula dimasa corona seperti sekarang ini, kita tidak bisa melihat bakteri dan virus dengan mata telanjang. Maka sebaiknya kita mencuci tangan sesering mungkin agar terhindar dari viru,bakteri dan kotoran.

Sabar

Kata sabar serta mengharapkan ridhoNya merupakan sunnah dan tuntunan Nabi Muhammad SAW saat menahan diri dirumah. Sabar dalam arti menahan diri untuk tidak keluar dari wilayah yang terkena wabah sampai berakhir masa pandemi covid-19 semata-mata mengharap ridho Allah, serta meyakini bahwa wabah tersebut adalah suratan takdir Allah SWT tanpa mengeluh dan putus asa. Orang yang bertahan dirumah saat wabah niscaya mendapatkan syahid walaupun ia tidak sampai meninggal dunia.

Oleh karena itu, kita perlu menguatkan niat saat wabah covid-19 ini, seraya berbaik sangka kepada Allah, tidak meninggalkan ikhtiar lahir maupun batin, dan kemudian bersabar serta bertawakkal kepadanya. 

Sabar tidak lah dimaknai kepasrahan secara total, namun sabar harus dibarengi dengan usaha lahiriah dan batiniah secara maksimal untuk mencegah penyebaran dan dampak buruk virus, antara lain sering berwudu, menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan, menjaga imunitas tubuh, menerapakan jaga jarak (social /physical distancing), tidak keluar rumah kecuali keadaan yang mendesak serta diiringi dengan tawakkal kepada Allah SWT.

Meningkatkan Ibadah Kepada Allah

Mengharapkan ridhoNya adalah sunnah berupa usaha batin dalam menghadapi wabah covid-19 selama masa karantina dirumah, hendaklah kita meningkatkan kualitas ibadah dan selalu berdoa memohon kepada Allah SWT agar pandemi covid-19 segera lenyap dari Indonesia. Rumah dapat dijadikan sebagai tempat ibadah disaat wabah, dimana segala rangkaian ibadah dapat dilakukan secara perorangan atau berjmaah bersama dengan keluarga dirumah.

Hikmah dari Wabah:

Wabah didunia ini tidak terjadi sekali orang-orang di masa lalu juga pernah merasakan kondisi serupa, dan berusaha keluar dari wabah dalam kondisi saat ini kita dapat belajar dari bagaimana cara Rasulullah menghadapi wabah. Dengan physical distancing, karantina wilayah, dan lain sebagainya. InsyaAllah, jika kita lakukan secara bersama sama, saling membantu, dengan konsisten dan hati yang teguh, wabah virus corona segera berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun