Selesai berdoa dan berziarah, kami kembali berfoto bersama keluarga ndalem pondok, lalu mampir ke sumber mata air yang ada tak jauh dari makam. Airnya? Subhanallah dingin, manis, dan menyegarkan. Ada yang langsung mencuci muka, ada yang meneguknya perlahan sambil memejamkan mata, seperti sedang menghayati karunia Sang Pencipta.
Perjalanan kami pun dilanjutkan kembali ke bis, kembali naik perahu, menyebrang danau dengan hati yang tenang dan penuh rasa syukur. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju makam-makam wali di Jawa Timur, sebelum akhirnya kembali pulang ke Jogja.
Namun satu hal yang pasti, Panjalu meninggalkan kesan yang mendalam. Bukan hanya karena keindahan alamnya yang luar biasa, tapi juga karena atmosfer spiritual dan ketenangan yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata.Â
Penulis bahkan memasukkan tempat ini dalam wishlist untuk suatu hari nanti, ketika ziarah bisa dilakukan bersama pasangan halal, dalam momen ziarah sekaligus "ziarah date" yang penuh keberkahan. Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad. Semoga suatu hari, Allah kabulkan harapan itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI