Mencari ilmu, rejeki di tanah orang tidak semenyenangkan yang orang lain pikirkan.Â
Perlu tubuh yang sehat, jiwa dan raga yang kuat, serta pikiran dan hati yang siap dalam menghadapi apapun yang akan terjadi dalam dunia perantauan apalagi sebagai mahasiswa usia muda di kota perantauan.
Banyak perbedaan yang dirasakan dalam kehidupan merantau, membuat diri sendiri harus terbiasa dan menerima culture baru yang dihadapkan kepadanya,Â
akan tetapi semua itu tidak bisa menghilangkan rasa rindu terhadap kampung kelahiran.
Di Bulan Ramadhan inilah, part paling terasa akan kerinduan halaman kampung, sanak saudara beserta masakan kampung simbok.
 Bagaimana tidak, setiap kali Bulan Ramadhan datang, di kampung pasti sudah ramai membuat berbagai kegiatan Ramadhan,
 mulai dari masak-masak besar untuk tasyakuran, kenduri, dan buka bersama, membersihkan jalan-jalan desa menuju masjid,
 membuat hiasan atau dekorasi bertemakan ramadhan di setiap sudut depan rumah dan jalan dalam rangka memeriahkan bulan suci ramadhan,
 bahkan membuat jadwal giliran bertadarus di masjid bersama guru ngaji dan teman-teman di kampung.
Berbeda dengan suasana ramadhan di kota perantauan, meskipun kegiatan-kegiatan ramadhan di tempat rantau hampir sama dengan di desa,Â
mungkin secara spesifik perbedaannya lebih mengarah kepada keaadan kita yang hanya sendiri tanpa kebersamaan keluarga,