Tak terasa ramadhan 2025 ini hampir selesai, sudah waktunya anak rantau meninggalkan segala bentuk pekerjaan yang menyibukkan dirinya di bumi perantauan dan kembali mengunjungi halaman rumah di kampung tercinta.
Dilema merantau adalah kerinduan dari sosok hangat keluarga, masakan kampung ala simbok dan teman-teman masa kecil yang membekas di dalam hati.Â
Apalagi dengan suasana ramadhan yang mungkin jauh berbeda ketika sebelum pergi merantau dan sesudahnya.Â
Rasa rindu itu lama-kelamaan semakin besar dengan bayangan suguhan masakan kampung buatan simbok, yang biasanya nampak hangat, harum dan lezat di meja makan keluarga, yang siap untuk disantap bersama.
Seperti satu makanan yang seringkali simbok masak di kampung yaitu pindangan jaer atau mujair bumbu kuning, jangan ireng iwak kuthuk, kuluban turi dan puli.Â
Masakan inilah yang seringkali dimasak oleh simbok, dan paling favorit diantara menu-menu kampung lainnya.
Semakin dewasa semakin harus belajar hidup mandiri, apalagi di tempat perantauan yang jauh dari keluarga,
 membuat komunikasi jarak jauh semakin bersahabat karena bagaimanapun kondisinya kewarasan diri lebih penting untuk memberi kekuatan dalam melakukan segala pekerjaan.Â
Salah satunya dengan menghubungi keluarga via video call atau audio call, menjadi teman sehari-hari menjalani kehidupan merantau di umur yang sudah tidak muda ini.