Mohon tunggu...
Niha Alatas
Niha Alatas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

jadilah orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abu Mansyur; Mengajar dan Berdakwah Menuntun Umat

31 Juli 2021   17:25 Diperbarui: 31 Juli 2021   17:38 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Abu Mansyur lahir pada tanggal 02 Februari 1964, Tempat Tanggal Lahir di Jepara. Pendidikan dari Aliyah Hasyim Ashari angkatan 1985, pernah menjadi Santri di pesantren Jember Jawa Timur dan melanjutkan menjadi Santri di Cirebon selama 4 tahun lalu juga meneruskan mondok di Surabaya di Sidoresmo Dalem selama 1 tahun.

Peran dan Kegiatan Sehari hari Abu Mansyur sebagai guru MTS Nurul Hikmah Di Buhu mengajar Bahasa Arab dan keNUan, juga aktif mengajar di Madrasah Diniyah Nurul Falah desa Tengguli dan aktif dalam kegiatan Muslimat rutinan. Sebagai jajaran pengurus masjid dan khotib di tiap tiap jum’at pon, sebagai penanggung jawab kemasyarakatan keagamaan dan sosial budaya.

Setelah lulus beliau terjun untuk pertama kali mengawali dakwah dan mengajar di Mbatang Tulis daerah Roban Siluman selama 1 tahun dan juga pernah mengelola pesantren Tahfidz Pemalang selama 1 tahun. Kemudian pulang dan melanjutkan dakwah dan mengajar dikampung halaman, di sekolah MI Sebedug selama 2 tahun, MI Maarif Buhu selama 3 tahun. Juga aktif dibeberapa organisasi IPNU, dan anggota BPJ.

Menikah dengan ibu Masruroh Pekalongan pada tahun 1997, yang sekarang mempunyai 2 anak. Anak pertama perempuan yang bernama Ulfi dan anak kedua laki laki yang bernama Muhammad Jallaludin.

Awal pertemuan bapak Abu Mansyur dan ibu Masruroh yang merupakan teman satu pondok saat itu sama-sama mengenyam pendidikan dipondok pesantren Cirebon.

Seperti yang dicita citakan bapak Abu Mansyur sejak dulu terlaksana mendirikan dan mengelola pesantren Darul Qur’an yang berlokasi dikampung halamannya sendiri pada awal tahun 2019. Mempunyai 1 santri dari Kalimantan Barat yang menetap dipondok, dan lainnya santri kalong “ santri pulang pergi ”.

Metode dakwah yang diterapkan Beliau kepada masyarakat desa, mereka perlu di arahkan, diperhatikan dan didekati secara halus untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Dan dengan demikian dakwah akan bisa masuk dan diterima oleh masyarakat, karena dakwah hakikatnya merupakan upaya mengajak manusia agar kembali kepada jalan Allah yakni mengikuti petunjuknya tanpa adanya paksaan, ancaman, tekanan atau kekerasan karena pada prinsipnya dakwah islam bersifat persuasif. 

Dengan mengajak dan melibatkan secara langsung masyarakat kedalam kegiatan kegiatan beragama seperti kegiatan organisasi keagamaan, mengadakan pengajian rutinan yang dibalut dengan sosial budaya masyarakat, yang secara tidak langsung akan mengubah dan membentuk sedikit demi sedikit karakter dan kebiasaan kebiasaan dulu yang kurang bermanfaat akan menjadi lebih bermanfaat. Karena sejatinya hijrah dan hidayah yang baik adalah tumbuh dari hati seseorang secara perlahan terbentuk oleh hati lalu menjadi iman yang kuat.

Mengingat tujuan dakwah adalah untuk mengubah, memperbaharui dan memperbaiki keadaan manusia agar selalu berpegang teguh pada syariat Islamiyah yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Hal ini sejalan dengan tujuan dakwah dan pendidikan yang dicita-citakan oleh Beliau. Melihat pada keadaan lingkungan masyarakat yang belum seluruhnya begitu faham tentang nilai nilai agama yang benar. 

Gairah semangat dan tekat yang besar bapak Abu Mansyur termotivasi khususnya oleh Baginda Rasulallah SAW, para Alim Ulama, Guru guru sebelumnya yang berjuang dengan dakwah ditengah tengah masa jahiliyyah. Tidak hanya dengan tenaga fikiran, materi dan darah yang di pertaruhkan, hal ini adalah wujud kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT melalui dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.

Dengan hal hal tersebut bapak Abu Mansyur tergerak dan termotivasi. Dengan berbagai macam kegiatan belajar mengajar, aktif dalam sebuah organisasi keislaman, aktif dalam kemasyarakatan, membangun lembaga pendidikan, pesantren, mempresentasikan ceramah-ceramah, menyampaikan khotbah Jumat, pengajian dan pengajaran agama di masjid dan di tempat-tempat lain, juga melakukan dakwah dengan kalimat thayibah, dengan cara pendekatan atau pergaulan yang baik dan keteladanan dengan masyrakat, menyediakan fasilitas-fasilitas material demi kemaslahatan dakwah, Guna mengajak aktif kepada masyarakat dari bapak bapak, pemuda hingga anak anak untuk andil dalam sebuah pelaksanaan proses dakwah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun