Mohon tunggu...
Lira Auditha
Lira Auditha Mohon Tunggu... Mahasiswa

Jangan lupa bahagia hari ini!!

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tulang ayam sebagai stimulasi gigi bayi alami

9 September 2025   21:03 Diperbarui: 9 September 2025   21:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Mengenalkan berbagai tekstur dan rasa pada bayi merupakan bagian penting dari proses pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Salah satu praktik yang seringkali diperdebatkan adalah pemberian tulang ayam pada bayi usia 8 bulan. Di satu sisi, memberikan tulang ayam yang empuk dapat memberikan sejumlah manfaat potensial.

 

Pertama, tulang ayam dapat membantu bayi belajar menggigit dan mengunyah. Proses ini penting untuk perkembangan otot-otot mulut dan rahang yang nantinya akan berperan dalam kemampuan berbicara dan makan makanan padat. Kedua, aktivitas mengunyah tulang ayam dapat merangsang pertumbuhan gigi bayi. Tekanan yang diberikan pada gusi saat mengunyah dapat memicu pertumbuhan gigi baru. Ketiga, memberikan tulang ayam dapat mengenalkan bayi pada berbagai tekstur makanan, yang penting untuk perkembangan sensorik mereka.

 

Selain itu, mengunyah tulang ayam yang empuk juga dapat membantu melatih koordinasi antara tangan dan mulut bayi. Bayi akan belajar bagaimana memegang tulang ayam dengan benar dan memasukkannya ke dalam mulut untuk dikunyah.

 

Namun demikian, praktik ini juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Risiko utama adalah potensi bayi tersedak jika menelan potongan kecil tulang ayam. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan tulang ayam yang empuk dan berukuran cukup besar agar bayi tidak dapat menelannya secara utuh. Selain itu, bayi harus selalu diawasi secara ketat saat mengunyah tulang ayam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun