Mohon tunggu...
Liora Laeticia
Liora Laeticia Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Illustrator and Writer

Hobi menulis dan menggambar. Freelnace storyboard artist dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Budaya Literasi di Era Digital & Kemajuan Bangsa

16 Mei 2024   23:49 Diperbarui: 16 Mei 2024   23:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Membaca membuka jendela dunia, membuat kita terbuka akan berbagai hal, apapun jenisnya baik novel, pengetahuan maupun berita yang merupakan salah bentuk dari budaya literasi. Menurut Elizabeth Sulzby pada 1986, literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang dalam mengolah dan memahami informasi dengan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. 

Literasi memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan kemampuan verbal seseorang, menambah kemampuan analisis dan berpikir kritis, mendapat wawasan dan informasi baru, serta mengoptimalkan kinerja otak. Banyak negara yang sudah menerapkan budaya literasi di dalam masyarakat, terutama pada generasi muda negara tersebut. Namun, sayangnya, tingkat budaya literasi di Indonesia masih rendah, menurut PISA (Program for International Student Assessment) pada 2021, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara di dunia.

Dalam era digital saat ini, informasi dapat diakses dengan mudah dan luas tanpa mengenal batas apapun yang membuka sebuah era baru dalam dunia baca tulis, sehingga terciptalah literasi digital. Menurut Devri Suherdi dalam buku "Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021)", literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan seseorang dalam menggunakan media digital alat komunikasi, jaringan internet, dan lainnya. 

Dengan adanya budaya literasi, masyarakat dapat menyaring informasi yang masuk secara digital, sehingga tidak mudah terjerumus dengan informasi yang tidak benar. Selain itu, literasi berhubungan erat dengan pendidikan, sebab kedua hal tersebut membantu pembangunan manusia yang dapat membuka jalan untuk memutus mata rantai kemiskinan di masyarakat dan sangat berpengaruh pada kemajuan sebuah bangsa. Oleh sebab itu, budaya literasi sangat penting diterapkan di dunia pendidikan.


Negara-negara dengan tingkat literasi yang tinggi berbanding lurus dengan kemampuan mereka bersaing dalam era digital ini, sehingga mereka dengan mudah memperbarui inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti perkembangan zaman dengan bibit yang unggul. Salah satu contoh negara maju yang memiliki tingkat literasi tinggi di dunia, yaitu Jepang. 

Masyarakat Jepang memiliki budaya literasi yang amat erat dalam kehidupan sehari-hari mereka, bahkan banyak fasilitas umum yang menyediakan tempat membaca dan terdapat 3.106 perpustakaan umum di Jepang, sehingga mempermudah akses untuk membaca. 


Selain itu, sekolah-sekolah di Jepang menerapkan program 10 menit membaca sebelum proses belajar mengajar, dan budaya tachiyomi, yakni budaya kegiatan membaca buku gratisan di toko buku. Gerakan literasi gencar disosialisasikan sekaligus diterapkan pada seluruh lapisan masyarakat oleh Pemerintah Jepang, dan hal tersebut seharusnya menjadi sebuah pelajaran bagi Indonesia.
Sehubungan dengan kemudahan akses membaca, menurut  Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), rendahnya minat membaca di Indonesia disebabkan oleh kurangnya akses untuk membaca, yaitu fasilitas perpustakaan, terutama pada daerah-daerah terpencil. Untuk mengatasi hal-hal tersebut pemerintah Indonesia sudah melakukan beberapa upaya, seperti Gerakan Indonesia Membaca (GIM) yang diselenggarakan setiap tahun, dan tahun ini pada 14 Oktober 2021, disertai dengan peresmian perpustakaan digital. GIM bertujuan sebagai wadah pembudayaan baca tulis serta memberantas buta huruf. 

Adapun Gerakan Literasi Sekolah, yang merupakan gerakan literasi yang berupaya menumbuhkan budi pekerti siswa agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Selain pemerintah, ada beberapa organisasi masyarakat yang sadar akan pentingnya literasi dan berusaha mengembangkannya seperti dengan gerakan read aloud untuk literasi anak-anak atau usia dini oleh Hello Library.


Upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat sudah baik, dan budaya literasi sangat penting. Dengan budaya literasi, hal tersebut akan menciptakan generasi muda yang unggul sebab  literasi dapat meningkatkan daya nalar, budi pekerti, kreatifitas, berpikir kritis, dan lain-lain. 

Namun, sebagian besar masyarakat dan kalangan anak muda masih pasif mengambil peran dalam gerakan literasi yang sudah dicanangkan,  maka sudah seharusnya kita turut berusaha untuk aktif berpartisipasi dalam program-program literasi yang dicanangkan pemerintah. Generasi muda suatu bangsa memegang peranan penting dalam kemajuan bangsanya. Oleh karena itu, sebagai generasi muda Indonesia, marilah kita meningkatkan budaya literasi yang berkualitas agar Indonesia maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun