Mohon tunggu...
Lintang Pualam
Lintang Pualam Mohon Tunggu... Guru - Puitis bukan hanya milik sang penyair

Lahir di Cilacap, kota indah dengan pantai yang membentang di sisi selatan pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sehangat Tangan Ayah

26 Maret 2021   21:36 Diperbarui: 26 Maret 2021   21:38 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawaban sah mengalun dengan keras. Do'a-do'a mengalun dengan lembut. Urat-urat nadi yang tadinya tegang kini mengendur. Ayah, terima kasih kau telah menunaikan tugas terberatmu dengan penuh keikhlasan. Kini ada orang lain yang akan menjaga putrimu sebaik kau merawat diriku. Terima kasih ayah, putrimu yang satu ini memang nakal, susah diatur dan selalu manja padamu. Tapi terima kasih kau selalu sabar, ikhlas, menjagaku dan mendidikku sampai kini ku beranjak dewasa. Dan kini giliran tugasku untuk berbakti kepadamu juga suamiku. Mungkin tidak akan sebanding dengan pengorbananmu, baik waktu, tenaga, maupun materi yang kau limpahkan padaku. Namun harapanku hanya satu, semoga baktiku padamu ayah dan  ibu sampai kepada anak cucuku. Sekali lagi terima kasih.

Lintang pualam

Cilacap, 26 Maret 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun