Mohon tunggu...
Lintang Pualam
Lintang Pualam Mohon Tunggu... Guru - Puitis bukan hanya milik sang penyair

Lahir di Cilacap, kota indah dengan pantai yang membentang di sisi selatan pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Typo

9 Juli 2019   19:29 Diperbarui: 9 Juli 2019   19:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berulang kali aku baca. Berulang kali aku teliti. Saat selesai dan ku anggap benar baru ku kirimkan.

Kusandarkan tubuh ini saat semua sudah selesai. Santai sejenak hingga alam mimpi menjemput sampai ke awang-awang. Lepas... terbang bebas... deadline telah terlewati.

Ku terbangun, iseng ku baca kembali tugasku. Ya ampun, masih saja ada salah ketik. Saat semua ku anggap sudah bersih sempurna. Suci dari typo yang berserakan.

Lemas...

Satu karya terbuang percuma. Salah ketik menjadi sebab utama. Ingin ku hapuskan kau dari maha karyaku ini. Gemas rasanya.

Satu huruf. Hanya satu kata. Di sebuah kalimat. Merubah arti, merubah pemahaman.

Memang, manusia tak lepas dari salah dan dosa. Dan tak ada yang sempurna. Kecuali Tuhan yang maha Esa. Kesempurna selalu di atas segalanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun