Aku bilang iya. Kau tangkap tidak. Aku katakan jangan. Malah kau lakukan.
Kau bilang aku tak pernah mengatakannya. Sungguh, berkali-kali aku berucap. Hingga aku bosan mengatakannya.
Seperti bermain tebak kata. Ketika aku dan kau terpisah dengan kaca kedap suara. Aku berkata demikian, kau tangkap berbeda. Sungguh aku tak pandai berisyarat kata.
Kode, anak sekarang mengatakan demikian katamu. Saat isyarat, gestur tubuh, dan kiasan menjadi lambangnya. Aku tak butuh itu, katakan saja jangan membuatku bingung.Â
Aku bukanlah komputer. Â Yang mengerti arti dari bahasa pengkodean. Saat satu dan nol berjejer membentuk sebuah kosa kata