Mohon tunggu...
Lini Anisfatus Sholihah
Lini Anisfatus Sholihah Mohon Tunggu... Dosen - Saat ini bekerja sebagai dosen Prodi Gizi di Universitas Negeri Surabaya

Bekerja sebagai dosen dan gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Malaysia Airline: Menilik Keamanan Bandara Internasional

25 Maret 2014   06:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:31 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘The safest aircraft’ Boeing 777 dengan maskapai yang mendapat penghargaan sebagai salah satu ‘Asia-Pacific's safest full-service carriers’, membuat sejumlah ahli ‘garuk kepala’ atas hilangnya pesawat terbang Malaysia Airline MH370 sejak dua hari lalu. Tidak ada indikasi darurat dari pesawat yang sedang dalam perjalanannya dari Kuala Lumpur menuju Beijing tersebut. Salah satu spekulasi terkuat yang mungkin terjadi atas kejadian tersebut adalah adanya.
Dari 239 penumpang Malaysia Airlines MH370, dua di antaranya ditemukan memiliki paspor palsu yang merupakan hasil curian. Paspor palsu tersebut antara lain adalah milik seorang warga Italia dan Austria yang hilang di Thailand sekitar setahun yang lalu. Sebuah pukulan besar mengetahui bahwa paspor palsu warga Eropa tersebut lolos dipergunakan oleh dua orang berwajah asia di salah satu bandara terbaik di Asia, Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Kriteria Bandara Terbaik
Salah satu lembaga survei kualitas bandara dunia, Skytrax World Airport, menobatkan KLIA sebagai bandara terbaik ke-7 di Asia pada tahun 2013. Skytrax World Airport Award ini merupakan penghargaan yang melibatkan pensurvei sebanyak 12 juta pelancong pengguna jasa transportasi udara dari 108 negara. Kriteria dari penghargaan ini meliputi pelayanan bandara dan fasilitas yang disediakan seperti check in, kedatangan, transfer, perbelanjaan, keamanan dan imigrasi pada pintu keberangkatan. Bandara Changi Singapura menjadi bandara terbaik di dunia.
Ditilik dari fasilitasnya, KLIA dilengkapi fasilitas mulai dari lounge, fasilitas pelayanan anak, internet, rental bagasi, bank dan ATM, pusat perbelanjaan, tempat peribadatan, dan silent room.
Kriteria bandara terbaik ini perlu kembali dipertanyakan. Insiden lolosnya warga Asia yang membawa paspor palsu Eropa oleh staf imigrasi KLIA ini merupakan sebuah lelucon yang menjadi kenyataan bagi pihak bandara tersebut. Pada tahun 2012, KLIA juga memiliki record buruk dalam hal keamanan. Malaysia Airline pernah membayar denda lebih dari 46 juta rupiah karena mengabaikan larangan pemerintah Selandia Baru untuk masuk ke pesawat yang akan menuju ke Auckland.

Apakah Sistem Keamanan KLIA Sudah Memenuhi Standar?
Banyak pernyataan dari pihak Malaysia bahwa prosedur keamanan KLIA sudah sesuai dengan standar internasional. Setiap bandara pasti memiliki prosedur keamanan namun beberapa bandara memilih untuk tidak mempublikasikannya secara online untuk alasan keamanan.
Tools keamanan jika sudah dirasa baik namun masih terjadi kelalaian maka dapat dipastikan kesalahan mungkin terjadi pada eksekutornya. Staf imigrasi KLIA bisa jadi lalai dalam melakukan pemeriksaan atau mungkin terdapat skenario yang disengaja untuk meloloskan dua penumpang berpaspor palsu tersebut.
Sekedar cerita, pada tahun 2009 lalu, prosedur keamanan bandara AS bocor di internet. Informasi tersebut memaparkan bahwa ada beberapa jenis penumpang yang harus ketat diperiksa namun ada juga penumpang yang dapat dibebaskan dari pemeriksaan. Ada juga informasi bahwa prosedur keamanan dapat dilonggarkan 25 persen dari biasanya pada jam-jam sibuk serta perangkat medis, skuter, alas kaki, dan kursi roda dapat dikecualikan untuk pemeriksaan bahan peledak pada waktu tertentu. Bocornya dokumen ini dapat dimanfaatkan tidak baik oleh mereka yang memiliki niat jahat.

Menilik Bandara Internasional Milik Indonesia
Semua bandara internasional perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman sabotase dan terorisme berkaca dari insiden ini. Dibandingkan dengan bandara internasional sekelas KLIA bahkan Changi Singapura, bandara di Indonesia masih jauh tertinggal. Lihat saja bandara Juanda dan Soekarno-Hatta yang ruang tunggunya penuh sesak. Belum lagi padatnya lalu lintas bandara yang sering mengakibatkan pesawat delayed.

Sumber:
1. http://internasional.kompas.com/read/2014/03/10/2010077/Lolosnya.Penumpang.Berpaspor.Curian.Keamanan.KLIA.Dipertanyakan
2. Kristanti, Erlin Yunita dan Harriska Farida Adiati. 2009. Prosedur Keamanan Bandara AS Bocor dalam http://dunia.news.viva.co.id/news/read/112588-prosedur_keamanan_bandara_as_bocor
3. The World's Best Airports - by region dalam http://www.worldairportawards.com/Awards_2013/bestregion.htm#asia
4. Membandingkan bandara RI dengan Negara Tetangga dalam http://juanda-airport.com/detail/berita/membandingkan-bandara-ri-dengan-negara-tetangga.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun