Mohon tunggu...
Lingga Pratama
Lingga Pratama Mohon Tunggu... lainnya -

Hanya manusia biasa yang ingin belajar tentang banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Prabu Boko Curhat

4 Juli 2011   03:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:57 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13097507141977292871

“Cah nom saiki edan-edan,” itulah kata-kata yang meluncur dari Prabu Boko saat “mengobrol” dengan teman saya mengenai kondisi anak muda jaman sekarang. Yang terjemahan bebasnya adalah “anak muda sekarang ini gila-gila.” Saya pun hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal saat sahabat saya yang biasa dipanggil It itu menceritakan kembali penggalamannya saat kami sedang menyaksikan para mahasiswa/i yang sedang berlatih menari tarian Jawa.

Siapakah Prabu Boko? Menurut Wikipedia, beliau adalah ayahanda dari Roro Jonggrang, yang dibunuh oleh Bandung Bondowoso. Sedangkan sang putri, namanya kelak menjadi nama utama di komplek Candi Prambanan karena dikutuk (juga) oleh Bandung Bondowoso. Nama Prabu Boko memang tidak setenar Roro Jonggrong namun beliaulah yang menjadi raja Kerajaan Prambanan menurut cerita rakyat yang ada.

Berdasarkan cerita dari It, Prabu Boko merasa tidak senang jika istananya yaitu Keraton Ratu Boko yang terletak di Prambanan oleh para pemuda/i dijadikan tempat memadu kasih alias berpacaran. Berdasarkan pengamatan saya, komplek Keraton Ratu Boko memang tempat yang menyenangkan untuk berta`aruf bagi para anak muda. Tempatnya yang luas, sepi dan banyak pepohonan ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh anak muda sekarang. Saking kesalnya dengan kelakuan anak muda saat berada dikediamannya, Prabu Boko sempat berniat memindahkan istananya ketempat yang jauh dari para manusia. Sekali lagi tawa saya meledak saat mendengar niat beliau yang bakalan menghebohkan jagat dunia persilatan diseluruh muka bumi ini jika benar-benar direalisasikan. Saya tidak bisa membayangkan komplek Keraton Ratu Boko bakalan hilang dari Nusantara kemudian tiba-tiba pindah ke Alaska atau Kutub Utara.

Pada akhirnya kami berdua pun hanya bisa tertawa geliketika membahas curhatan dari Prabu Boko yang memang masuk akal. Jika Prabu Boko berasal dari dimensi lain saja merasa terganggu dengan kelakuan para muda/i yang sering kelewatan batas dan banyak yang sudah putus saraf malunya. Bagaimana dengan kita yang dicap sebagai mahluk Tuhan paling sempurna memandang fenomena ini?

Foto: jogjacar.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun