Bahasa merupakan salah satu indetitas daerah, begitu pula dengan bahasa aceh merupakan ciri khas indetitas orang aceh. Â Bahasa itu sebenarnya bagian dari siapa kita. Kalau di Aceh bahasa daerah bukan cuma alat buat ngobrol, tapi juga bagian dari budaya dan identitas orang Aceh. Tapi sayangnya sekarang makin sedikit orang yang benar-benar pakai bahasa Aceh dalam kesehariannya. Dengan perkembangan zaman sekarang sangat dikhawatirkan akan kepunahan basaha aceh. Bisa kita lihat sekarang banyak orang aceh namun, tidak bisa bahasa aceh apalagi di era generasi muda.
Banyak anak muda di aceh sekarang mulai menganggap bahasa daerah itu kuno, di bandingkan dengan bahasa indonesia atau bahasa asing yang lebih banyak di gunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini semakin terasa ketika penggunaan bahasa aceh semakin jarang di temukan dalam komunikasi sehari-hari terutama di kalangan generasi muda.
Bahasa daerah sering di anggap tidak relevan oleh sebagian besar anak muda. Di tambah dengan dominasi bahasa inggris di dunia global, yang di anggap lebih relevan dalam perkembangan karier dan pendidikan.
Kepunahan bahasa aceh mungkin bisa disebabkan pendikan awal dari orang tua. Dimana banyak orang tua sekarang mengajarkan bahasa indonesia kepada anaknya, bahkan dari lahirpun langsung memperkenalkan bahasa indonesia ketimbang bahasa daerah sendiri. Padahal bahasa daerah itu sangat penting untuk kita adopsi. Karena, sejauh apapun kita pergi tetap tidak bisa meninggalkan indetitas kita sebagai orang aceh.
Adanya pandangan bahwa bahasa aceh itu kuno juga di pengaruhi oleh kurangnya upaya pelestarian dan penggunaan bahasa di kalangan generasi muda. Dimana sekarang dalam pendidikan lebih menekankan pada pengajaran bahasa indonesia. Sedangkan penggunaan bahasa aceh di sekolah dan ruang publik semakin jarang terdengar. Hal ini berakibat pada semakin terbatasnya pengetahuan anak muda tentang bahasa dan budaya mereka sendiri.
Langkah-langkah yang mungkin dapat diambil agar pelestarian bahasa aceh tetap terjaga. Pertama-tama kita bisa mulai dari diri sendiri. Dimana kita bisa membiasakan berbicara dalam bahasa daerah kita ya walaupun tidak sepenuhnya. Tetapi, kita bisa mulai dengan pelan- pelan misalnya saat kita ketemu dengan teman kita bisa menyapa menggunakan bahasa daerah. Atau bisa menyelipkan beberapa kata dalm bahasa aceh saat mengobrol. Orang tua juga punya peran dalam pelestarian bahasa daerah. Karena, anak- anak biasanya akan ikut kebiasaan orang tuanya. Jadi kalau orang tua di rumah sering mengobrol dengan bahasa daerah, anak- anak juga bakal terbiasa mendengar dan akan mengikutinya.
Pemerintah juga perlu turun tangan misalnya tetap menerapkan mata pelajaran bahasa aceh di sekolah. Media sosial juga biasa menjadi wadah untuk melestarikan bahasa daerah. Karena anak zaman sekarang tidak pernah bisa jauh dari gadget. Dari pada cuma di pakai cuma buat scroll konten yang lain, kenapa tidak di manfaatkan untuk membuat konten lucu, vidio pendek, atau cerita singkat menggunakan bahasa aceh. Selain seru hal itu juga bisa membantu dalam pelestarian bahasa aceh.
Menjaga bahasa aceh itu tidak haris dengan hal- hal yang besar, namun kita bisa mulai dari hal- hal kecil saja. Akan tetapi, juga harus konsisten karena kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?. Bahasa aceh itu bagian dari jati diri orang aceh. Jangan tunggu sampai hilang dulu baru kita sadar seberapa pentingnya bahsa daerah kita. Jadi, ayuk kita mualai bangga pakai bahasa aceh, karena dari sanalah kita berasal. Dan dari situ juga kita tetap inggat siapa diri kita sebenarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI