Mohon tunggu...
Linda
Linda Mohon Tunggu... Lainnya - LindaSetiawati

Man Jadda wajada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Winter Blossom

5 Desember 2020   09:00 Diperbarui: 5 Desember 2020   09:01 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gelap dan redam, angin meniup kencang, mendung mengantung.  Tirai dikamarku bergerak riak mengikuti hembusan angin . Kepalaku berat. Entah sejak kapan aku berdiam diri dikamarku memandangi langit-langit kamar. 

Diam, iya hanya diam. Mulutku terasa kelu sampai sama sekali tak ingin ku gerakan. Tulang punggungku sudah tak lagi ingin tegak. Terkadang kudapati diri tersungkur dilantai. Pikiranku menolak yang diinginkan hati. Tubuhku tak mengoreksi yang terpatri di otak , tak menyeimbangi yang dirasakan hati. Kadang aku harus bertengkar sendiri, mencaci diriku sendiri.

" kau tak ingin memulihkannya ? " tanya seseorang dari balik pintu kayu yang ku kunci rapat. Aku tak menjawab, bibirku kaku untuk bergerak meski hatiku memaksa untuk berteriak.

"Baiklah, aku akan pergi, jangan menangis lagi "
Hanya kata itu yang terus di ucapkan. Aku sudah tak menangis lagi. Atau bahkan tersenyum lagi, rasanya lelah. Aku tak ingin menatap wajah-wajah itu lagi. Tapi aku merindukannya.

Hari-hari ini terus berulang. Rumah kecil ini hanya aku sendiri yang menghuni. Setiap pagi dan sore adikku akan datang untuk menghidup dan mematikan lampu. Kadang dia juga menyiapkan makanan. Mengisi kembali lemari kulkas dengan cemilan. Aku tau meski tak melihat langsung.

Sudah satu tahun terakhir aku hanya diam. Aku tak bisu tapi tak bersuara, aku tak buta namun aku tak bisa melihat .aku tak punya kelainan tapi aku kehilangan kepekaan.Dokter mengatakan aku harus berani membuka kembali yang telah ku tutup. Nyatanya buntu,aku tak bisa menemukan kunci dari gembok yang kupasang. Aku tersesat didalam hidupku sendiri.

Namaku mentari namun, hidupku tak seindah namaku, mungkin dulu pernah tapi sekarang susah tidak lagi semenjak kejadian itu, ya kejadian yang membuat diriku menutup diri dari orang-orang sekitar bahkan sampai mengalami depresi dan harus bergantung pada obat.Setiap seminggu sekali dokter selalu datang untuk memeriksa dan berkonsultasi padaku.

Pada suatu hari seperti biasanya adikku mawar membawakan makanan ke rumah.
"Jangan lupa hari ini dokter akan datang" terdengar suara dari balik pintu. Ya hari ini adalah waktunya dokter datang.
"Apa kau mau aku temani?" Kata adikku
Akupun mencoba untuk menjawab
" iya " hanya itu balasanku.

Selang beberapa saat terdengar suara ketukan pintu , mawarpun segera bergegas membukakan pintu.
"Maaf cari siapa ya?" Tanyanya.
"Apakah ini benar ini rumah mentari pasien dari dokter Hendri?" Tanya pria tersebut.
"Iya benar" jawab mawar
"Perkenalkan namaku dokter angga aku pengganti Dokter Hendri karna dokter Hendri sedang ditugaskan ke luar kota untuk beberapa Minggu ini"jawab pria tersebut.
"Ahh.. kalau begitu silahkan masuk dok" Lalu merekapun masuk ke dalam rumah.

"Silahkan duduk dok akan kubiarkan minum untuk dokter" kata mawar.
"Tidak usah repot-repot, kalo boleh saya tau dimana mentari?"tanya dokter Angga.
"Mentari ada di kamarnya dok"jawab mawar.
"Boleh aku langsung memeriksanya?"
" Ahh.. tentu saja, mari saya antar" merekapun beranjak pergi menuju ke kamar mentari.

Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamarku.Aku tau itu mereka , ya adikku dan dokter yang akan memeriksaku.

Tokk.. Tokk.. Tokk..
"Masuk" ucapku.
Adikku pun membuka pintu dan muncullah mereka dari balik pintu.Aku masih tetap duduk disamping tempat tidur masih dalam posisi yang sama seperti biasanya duduk tertunduk lesu memeluk tubuhku sendiri.

"Ka dokter sudah datang " kata mawar. "Aku pergi kebelakang dulu".Akupun menoleh dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dokter yang akan memeriksaku berbeda dengan sebelumnya.Dia mendekat namun karena aku takut akupun mundur perlahan.
"Jangan takut , aku dokter Angga pengganti dokter yang sebelumnya, dokter hendri"kata pria tersebut. Akupun berhenti dan mulai sedikit tenang.
"Bolehkah aku memeriksamu?"tanya dokter Angga.

Tanpa menjawab akupun berjalan mendekat ke tempat tidur dan membaringkan tubuhku diatasnya.Setelah itu dokter Angga memeriksaku , mengecek detak jantungku dan tensi darahku.Aku hanya diam menatap langit-langit kamar sampai dokter Angga selesai memeriksaku.
"Apakah ada bagian tubuhmu yang sering sakit?" Tanya dokter Angga.Aku hanya menggelengkan kepalaku. "Apa kau sering meninggalkan jam makanmu?" Aku hanya diam tak menjawab. "Sering-seringlah makan kasian tubuhmu sampai kurus begini , dan jangan lupa minum obatnya"ucapnya.

"Hmm.."
"Cobalah untuk berinteraksi dengan orang sekitar , setidaknya dengan adikmu sendiri, itu akan sedikit membantumu untuk bangkit ,aku tau itu berat namun kau harus bisa melakukannya."Aku hanya diam mendengarkannya berbicara walaupun mataku sudah menahan air mata.
"Aku tau dalam hati kecilmu kamu sangat ingin kembali bangkit ,jadikanlah itu sebagai motivasimu.Banyak orang disekitarmu yang ingin kamu kembali bangkit."
"Aku menginginkannya tapi aku tidak bisa!!!"teriakku dan dan sudah tidak dapat menahan air mataku lagi.
 "Tenanglah , tenangkan dirimu aku tau apa yang kamu rasakan."
"Tidak! Tidak ada yang mengerti perasaanku!"
Akhirnya dokter Anggapun mendekap tubuhku dan membiarkanku menangis di pelukannya. Entah kenapa itu membuatku merasa nyaman dan sedikit menenangkan.
"Kau sudah tenang?"
"Hmm.."Akupun segera melepas pelukannya  " terimakasih" ucapku dan akupun kembali memeluk tubuhku dan tertunduk lesu.
"Minumlah obat setelah itu kau boleh istirahat." Kata dokter Angga. Akupun menurut dan segera meminum obat tersebut setelah itu aku berbaring.
"Tidurlah aku akan pergi , jangan lupa makan dan minum obatmu."Aku hanya menganggukkan kepalaku tanpa menjawabnya. Dokter anggapun beranjak pergi.Mungkin karena terdapat obat tidur pada obat yang ku minum Akupun langsung tertidur pulas.
            Dokter Angga pun izin pamit pada mawar. " Saya pamit pulang dulu, mentari sudah tidur di kamarnya." Kata dokter angga. " Terimakasih dok" jawab mawar.
" Oh ya saya lupa menanyakan namamu , siapa namamu?"
"Namaku mawar dok"
"Apakah kau tinggal disini bersama mentari?"
" Tidak dok saya kesini hanya mengantar kan makanan"
"Saya sarankan kau menemaninya"
"Saya sudah mencobanya sin tapi tetap saja kakakku selalu menolak"
"Kalau begitu jika ada waktu luang saya akan kesini , kebetulan rumah saya tidak jauh dari sini."
"Baik dok"
"Baik kalo begitu saya pamit pulang dulu , sampai jumpa."
"Sampai jumpa dok."
Mawarpun menutup pintu dan menuju kamar mentari, ia melihat kakaknya yang sedang tidur sambil tersenyum simpul kemudian menutup pintu kamarnya.

Aku terbangun saat hari sudah sore , entah kenapa aku tiba-tiba teringat padanya, ya dokter Angga. Kenapa aku bisa merasa nyaman saat dia memelukku , sudahlah mungkin itu hanya perasaanku saja , akupun beranjak pergi untuk mandi dan mengambil makanan. Setelah itu seperti biasa aku duduk melamun di depan jendela kamarku. Memori itu masih teringat jelas sudah 1 tahun kejadian itu masih terngiang-ngiang di otakku membuat ku semakin merasa bersalah dan akhirnya akupun menangis sendirian.

Di sisi lain hari sudah mulai gelap dokter Angga bergegas pulang. Dia menyalakan stater motornya dan melaju dengan kecepatan normal. Tiba-tiba ditengah perjalanan turunlah hujan , karena dokter Angga tidak membawa mantel hujan akhirnya dia memutuskan untuk berteduh dan kebetulan juga rumah mentari tidak jauh dari tempat itu dan satu-satunya rumah paling dekat dari situ.
   Tokk... Tokk... Tokk..

Aku kaget dan langsung tersadar dari lamunanku, " siapa yang datang malam-malam begini?" Tanyaku dalam hati.Aku berniat mengabaikannya namun suara ketukan pintu terdengar lagi. Akhirnya dengan berat hati akupun bangkit dan berjalan menuju pintu. Dan ketika aku membuka pintu bertapa terkejutnya aku."
"Bolehkah aku izin meneduh sebentar?aku kehujanan dan tidak membawa mantelku."
Aku tetap diam.
"Hey.. kau tidak apa-apa?"
"Ahh.. tidak , masuklah"
"Terimakasih"
Aku tak tau harus berbuat apa karna memang tidak ada yang pernah mengunjungi rumah ini selain adikku.
"Apa aku boleh duduk?"
"Hmm"
"Duduklah" katanya sambil menepuk sopa yang berada di sampingnya, akupun menurut."bagaimana keadaanmu?"tanya dokter Angga. "Baik" jawabku.
"Sudah diminum obatnya?" Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Sudah ku bilang jangan lupakan itu.baiklah sekarang minumlah obatnya."Dokter Angga pun beranjak pergi menuju kamarku untuk mengambil obat. Dia kembali dengan obat dan air putih ditangannya.
"Kau sudah makan?" Tanyanya, "Sudah" jawabku, "baiklah kalau begitu minumlah ini." Ucapnya sambil menyodorkan obat kepadaku dan aku pun meminumnya.
"Aku akan membereskan ini dan membuat minum dulu."
"Hmm" jawabku
Efek dari obat yang ku minum pun bereaksi aku merasa kantuk menyerangku, akupun tertidur disopa.
          Saat dokter Angga kembali dia melihat mentari tidur , diapun duduk "cantik" uacapnya sembari menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah mentari.Saat dokter Angga sedang minum Tiba-tiba secara tidak sadar mentari menjatuhkan kepalanya dipundak dokter Angga , dokter Angga pun terkekeh kecil saat mentari bergerak-gerak mencari posisi nyaman dan tersenyum kecil saat sudah menemukannya.
           Karna waktu sudah cukup malam dan hujan sudah berhenti akhirnya dokter Angga memutuskan untuk pulang, dia menyenderkan kepala mentari dikursi kembali karna harus membereskan gelas yang ia pakai tadi setelah dia kembali dari dapur ia pun menggendong mentari ke kamarnya agar mentari tidur dengan nyaman, setelah itu diapun menutup pintu dan pergi.
            Keesokan paginya melodi kaget karena mendapati dirinya sudah berada di kamar."Siapa yang membawaku ke kamar? Apa dokter Angga?" Tanyaku dalam hati. "Ahh sudahlah tak usah dipikirkan".
"Jangan lupa makan ka"
Ya mawar sudah datang , seperti biasa membawakan makanan. Aku hanya diam tak menjawab. Akupun beranjak dari tempat tidur untuk makan.
"Aku menemukan dompet disopa ruang tamu saat aku membersihkannya, dompet siapa?"
akupun terkaget dan berfikir dompet siapa itu, lalu akupun teringat semalam dokter Angga mampir kesini mungkin itu dompetnya dan semalam terjatuh di sopa.
"Coba buka saja"jawabku , mawarpun membuka dompet itu dan memeriksa siapa pemilik dompet itu.
"Erlangga Pratama?, Siapa dia apa kau mengenalnya?"tanya mawar.
Akupun mengedikkan bahu tanda tak tau." Lalu milik siapa ini?"
"Baiklah simpan saja  dompet ini barangkali ada yang mencarinya"kata adikku."hmm"
Aku dan adikkupunn melanjutkan makan dan aku meminum obatku. Setelah selesai makan adikkupun pulang dan aku seperti biasa aku kembali ke kamarku bersama dengan kesepian.
            Beberapa hari kemudian hari kujalani seperti biasanya , namun pada suatu hari seseorang datang.
Tokk.. tokk.. tokk..
Terdengar suara ketukan pintu, karna aku penasaran jadi aku langsung beranjak untuk membuka pintu. Saat membuka pintu akupun merasa bingung .
" Bukannya kau kesini 3 hari lagi?"
"Boleh aku masuk dulu?"
"Hmm "
Ya itu dokter Angga tapi aku tidak tau mau apa dia kesini karena memang jadwal konsultasiku bukan hari ini.
"Jangan bingung begitu" katanya sambil menyentuk kepalaku dan mengacak rambutku. Aku tak tau saat dia melakukannya aku sangat senang mungkin sampai tidak sadar aku tersenyum kecil.
"Heyy.. kau tersenyum? Apakah aku beruntung bisa melihat kamu tersenyum? Ahh itu sangat menggemaskan"katanya lagi sambil mencubit pipiku .
"Aww.. sakit kau ini , sudahlah aku pergi saja" akupun beranjak pergi namun tanganku ditahan olehnya.
"Mau kemana?apa kau sudah meminum obatnya?"
"Hmm" jawabku sembari mengangguk kecil.
"Bagus , anak pintar" ucapnya
"Oh ya aku kesini hanya ingin mengambil dompet ku yang ketinggalan apakah kau menemukannya?"
"Ahh.. dompet" akupun segera berlari ke kamar dan mengambil dompetnya.
"Ini?"tanyaku , " ah ya benar , terimakasih"jawabnya
"Kau sendirian? Dimana adikmu?"
"Dia sudah pulang"
"Jadi bolehkah aku menemanimu?"
"Tidak usah repot-repot,pasti kau sibuk"
"Kebetulan hari ini jadwalku tidak terlalu padat mungkin hanya nanti sore itu juga sebentar."
"Terserah kau saja"
Disini kita berdua bercanda berdua entah kenapa dia bisa mengembalikan senyumku entak kenapa aku nyaman bersamanya , apakah dia yang akan menghilangkan memori buruk ku itu.
          Hari demi hari berlalu dokter Angga menjadi sering sekali kerumahku , bukan hanya untuk konsultasi tapi hanya untuk menemaniku dan membuatku melupakan semua masalahku. Aku tak tau ini apa yang jelas  rasanya aku nyaman dekat dengan dia. Hingga pada suatu hari
"Mentari"
"Iyahh"jawabku
 "Boleh aku bertanya?"
"Hmm"
"Kalo boleh tau kamu begini karna apa?" Spontan aku kaget dengan pertanyaannya tapi aku sadar mungkin ini waktunya aku menceritakan semuanya pada dokter Angga.
"Jadi satu tahun yang lalu ibuku mengalami kecelakaan , dan itu semua kesalahan dari aku seandainya saja ibuku tidak menjemputku pasti kecelakaan itu tidak akan terjadi. Tapi sekarang semuanya terlambat , ibu sudah tidak ada." Akupun berhenti berbicara dan menangis.
"Aku salah , aku yang bersalah" kataku sambil menangis sejadi-jadinya.
"Tidak tenanglah , kau tidak bersalah. Ini semua sudah takdir yang diatas sekarang tugas kita cuma mendoakan ibumu." Katanya sambil memelukku.
" Tapi ibu.."
"Ssttt.. berhentilah menangis ada aku disini kamu tidak salah jadi berhenti merasa bersalah dan mulailah kehidupan baru.Aku tidak berjanji tapi aku akan berusaha ada untuk kamu mentari"
"Terimakasih" akupun sedikit lebih tenang.
"Aku tak tau ini apa tapi jujur semenjak  pertama kali bertemu dengan mu aku mulai merasa ada yang aneh dengan perasaanku , rasanya aku bahagia bisa dekat denganmu , bahkan ingin selalu dekat denganmu , jadi maukah kau menikah denganku?"
Aku terkejut dengan pernyataannya , dia melamarku?sungguh? ini tidak mungkin.
"Apa kau mau?"
"A..aku mau" ucapku sambil tersenyum kecil.
Akhirnya kita berdua berpelukan dan menghabiskan waktu bersama sepanjang hari. Hari-hari ku lewati dengan rasa bahagia bersamanya semoga dia orang yang tepat untuk aku pilih.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun