Mohon tunggu...
Linda Octavia Trisukma Ayu
Linda Octavia Trisukma Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Topik yang sedang ramai dibicarakan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Budaya Menyalahkan (Blaming Culture): Mengapa Tidak Ada yang Berani di Lingkungan Kerja Toxic?

15 April 2025   20:29 Diperbarui: 15 April 2025   20:29 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Budaya saling menyalahkan atau Blaming Culture di tempat kerja menimbulkan kondisi yang kurang menyenangkan dan membuat orang enggan untuk berbicara atau mengemukakan ide. Dalam lingkungan semacam ini, kesalahan dilihat sebagai aib dan menjadi pusat perhatian, sehingga individu lebih memilih untuk saling menuduh ketimbang mencari jalan keluar. Situasi ini membawa berbagai efek negatif yang berdampak pada komunikasi antarpribadi. Akibatnya, banyak yang menjadi takut untuk mengambil risiko, berinovasi, atau bahkan berbicara. Kita diberi hak dan kesempatan untuk berbicara sebagai keterbukaan dan komunikatif dalam konteks pekerjaan. Namun, tentu segala komunikasi yang disampaikan memiliki batasan dan kebenaran atas apa yang dibawa karena memiliki pertanggungjawaban.

Dampak Negatif Budaya Menyalahkan (Blaming Culture)

1. Ketakutan untuk berbicara muncul. Para karyawan merasa tertekan untuk memberikan kritik atau melaporkan isu karena takut akan disalahkan. Ini menghalangi terciptanya komunikasi yang terbuka dan jujur.

2. Kepercayaan menjadi menurun ketika orang merasa rentan terhadap tuduhan, sehingga mereka tidak mau berbagi informasi dan cenderung menghindari interaksi.

3. Munculnya komunikasi defensif, di mana orang berupaya melindungi diri dari kritik, yang menghalangi penyelesaian masalah dan memperburuk pertikaian.

4. Umpan balik yang negatif dan bersifat menghakimi menjauhkan individu dari peluang untuk memperbaiki diri. Kelima, kolaborasi terhambat karena orang lebih fokus pada menjaga diri sendiri daripada bekerja sama dengan orang lain.

Cara Mengatasi

Untuk menangani budaya saling menyalahkan, seluruh anggota organisasi harus bersatu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif. Seperti membutuhkan komitmen dari seluruh organisasi, mulai dari pemimpin hingga karyawan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi penciptaan suasana yang aman secara psikologis, mendorong komunikasi yang terbuka dan jujur, serta mengarahkan perhatian dari penyalahgunaan ke pembelajaran dari kesalahan. Selain itu, penting untuk merayakan pencapaian tim agar rasa solidaritas tetap terjaga dan memberikan pelatihan komunikasi guna meningkatkan keterampilan anggota.

Budaya menyalahkan adalah masalah serius yang dapat merusak komunikasi interpersonal dan menciptakan lingkungan kerja yang toxic. Banyak hal yang dirugikan pihak korban hingga perusahaan. Dalam dunia kerja, kehidupan bersaing memang akan banyak dijumpai. Namun, Blaming Culture salah satu bentuk yang menjadi permasalahan mental pada lingkungan kerja dan itu akan sangat berbahaya. Melalui langkah-langkah ini, perusahaan dapat memperbaiki budaya kerja yang ada, sehingga menciptakan atmosfer yang mendukung inovasi dan kontribusi dari setiap pribadi. Budaya yang positif ini berkontribusi untuk membentuk lingkungan yang lebih sehat dan produktif secara keseluruhan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun