“ustadzaaaah?” Kata Sigith dan Jenni bersamaan saling bertatapan.
Setelah sedikit perkenalan, ustadzah baru tersebut di tinggal oleh Bu Ketan, Pak Kepsek dan Babeh Helmi. Walaupun baru sebentar, ustadzah tersebut terlihat sudah akrab dengan anak-anak. Beberapa kesepakatan juga telah di buat, salah satunya adalah anak-anak diwajibkan sholat dzuhur berjamaah di Mushola sekolah. Selain itu adanya panggilan sayang untuk Ustadzah tersebut, Ustadzah yang ternyata bernama Umi Salamah akan di panggil Ustadzah Mimi yang akan mengingatkan mereka juga pada Ustadz Mumu.
***
Suasana Mushola mendadak rame, para siswa hari ini bersiap mengikuti sholat berjamaah. Hal ini tentunya membuat para guru senang bukan kepalang. Baru sehari bergabung, Ustadzah Mimi telah memberi perubahan besar.
Gank Pandawa terlihat sedang membicarakan sesuatu saat mengambil air wudhu. Bagi mereka kedatangan Ustadzah Mimi harus disambut dengan meriah dan mesti dirayakan. Unyil mencoba mengupin namun tidak bisa jelas menangkap apa yang gank Pandawa rencanakan.
“Ayo anak-anak, segera ambil wudhu, jangan kelamaan. Bu Gendhis bangga pada kalian semua hari ini” Sapa bu Gendhis yang kebetulan datang bersama Bu Mesha untuk mengambil air wudhu.
Suasana sholat berjamaah terlihat tenang dan penuh hikmat. Babeh Helmi yang paling senior di tunjuk sebagai imam. Gank Pandawa berada di saf ke dua di belakang para guru laki-laki. Semua terlihat khusuk dari awal mulai sholat, sampai pada salam di bagian akhir…
“Assalamu’alaikum warah matullahi wabarakatuh” Babeh mengucap salam mengakhiri sholat.
“Wa’alaikumsalam warah matullahi wabarakatuh” Jawab Gank Pandawa dengan keras dan serentak membuat jama’ah lainnya kaget bukan kepalang.
Bersambung
