Sore itu, anak pertama kami saat istirahat di sebuah masjid. Setelah sebelumnya sudah sering ikut sang bapak dan melihatnya memasukkan uang ke kotak anal. Alhasil, saat diminta memasukkan uang ke kotak amal nalurinya seolah menerima untuk melakukan hal tersebut. Meniru apa yang dilakukan bapaknya sebelumnya.
Terlihat mungkin sederhana. Namun maknanya sangat dalam kalau dicermati dan ditelaah. Dari kotak amal ini dikenalkan untuk sdar untuk beramal. Tindakan kebajikan ini perlu diiringi juga dengan hal lainnya. Seperti mau berbagi makanannya dengan adiknya atau sahabatnya.Â
Dimulai mau berbagi ini menjadikan anak bisa peduli pada sesama. Hidup bersosial seperti dihlbahas di awal tadi. Peduli berarti bisa membuat tidak rakus untuk kebutuhan hidupnya sendiri. Tema berbagi adalah hal menarik di semua agama. Adanya tuntunan untuk membagikan harta kita kepada orang lain adalah untuk kebutuhan kita sendiri. Istilahnya membersihkan harga. Karena dari setiap harga yang kita punya ada hal orang lain.
Menjadi Baik, Benar dan Bijaksana
Perubahan yang pasti dialami setiap manusia membuat dirinya dituntut berubah. Menjadi lebih baik tentu keinginan setiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Kebajikan yang diajarkan sejak kecil, mengharap hasilnya di masa setelahnya. Bisa menjadi manusia yang baik, benar dan bijaksana. Menjadi manusia yang baik tentu penting, namun perlu juga dengan cara yang benar.
Baik dan benar adalah satu kesatuan yang bisa saling membutuhkan. Semakin bertambah masa menjadi dewasa, maka menjadi bijaksana adalah kebutuhan. Bijak menentukan pilihan dari banyak pilihan yang dihadapkan padanya.
Bisa tidak menyalahkan orang lain atau menganggap dirinya paling benar. Bisa memilih dengan bijaksana dari sekian banyak pilihan yang ada. Agar tetap pada kebajikan bukan untuk keuntungan pribadi.
Makna dalam mengajarkan kebajikan sedari dini untuk menghadapi perubahan pada jaman seiring bertambahnya usia. Smeoga kita dan keluarga kita menjadi manusia terus menyebarkan kebaikan dimanapun berada.