Masa Depan Bisnis Ditentukan oleh Tata Kelola Teknologi yang Efektif
Di tengah dunia bisnis yang semakin cepat berubah dan penuh ketidakpastian, organisasi tidak lagi hanya dituntut untuk efisien, tetapi juga harus lincah, responsif, dan visioner dalam mengadopsi teknologi. Salah satu elemen penting yang semakin menonjol dalam hal ini adalah Information Technology Governance atau IT Governance. Artikel dari Anwar, Qabool, Aziz, dan Khan (2022) dalam iRASD Journal of Economics memberikan kajian mendalam mengenai bagaimana IT governance berperan penting dalam mendukung daya saing dan kinerja keuangan perusahaan.
Sebagai pakar IT Governance, saya melihat bahwa artikel ini menegaskan satu hal krusial: IT Governance bukan lagi pilihan, tetapi keharusan strategis. Mengapa? Karena organisasi modern tidak cukup hanya menggunakan teknologi; mereka harus mengelolanya secara efektif agar benar-benar menciptakan nilai bisnis.
Apa Itu IT Governance dan Mengapa Penting?
IT Governance merujuk pada serangkaian struktur, proses, dan mekanisme yang memastikan bahwa investasi teknologi informasi mendukung tujuan bisnis. Hal ini melibatkan perencanaan strategis, pengelolaan risiko TI, pengukuran kinerja TI, dan penyesuaian arah TI dengan visi perusahaan.
Menurut Anwar dkk., meski banyak organisasi telah berinvestasi besar dalam teknologi, tidak semuanya berhasil meningkatkan kinerja organisasi secara signifikan. Mengapa demikian? Karena sebagian besar dari mereka tidak memiliki tata kelola TI yang memadai. Mereka gagal menyelaraskan investasi TI dengan strategi bisnis, mengabaikan risiko TI, dan sering kali kurang melibatkan para pemangku kepentingan utama dalam pengambilan keputusan TI.
Tiga Pilar IT Governance: Implementasi, Adaptasi, dan Faktor Pengaruh
Artikel ini menyajikan tinjauan atas 100 studi sebelumnya yang diklasifikasikan dalam tiga kategori utama: implementasi IT Governance, adaptasi terhadapnya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya.
Pertama, dalam hal implementasi, ditemukan bahwa keberhasilan sangat tergantung pada kesiapan organisasi secara struktural dan kultural. Organisasi dengan sistem kontrol internal yang kuat, komunikasi yang baik, dan dukungan penuh dari manajemen puncak cenderung lebih berhasil dalam menerapkan IT Governance.
Kedua, adaptasi terhadap IT Governance tidak bersifat generik. Tidak ada satu model pun yang cocok untuk semua. Struktur dan ukuran organisasi, serta sektor publik atau swasta, menentukan sejauh mana suatu model bisa diadaptasi. Di negara berkembang, misalnya, keterbatasan SDM dan sumber daya menjadi hambatan besar dalam adopsi penuh model tata kelola TI.
Ketiga, artikel ini menunjukkan bahwa berbagai faktor seperti budaya organisasi, keterampilan SDM, kejelasan peran dan tanggung jawab, serta strategi TI yang sejalan dengan strategi bisnis sangat berpengaruh terhadap efektivitas tata kelola TI. Kurangnya keahlian dan rendahnya keterlibatan pemimpin puncak menjadi penghambat utama.