Menyatukan Kinerja, Risiko, dan Investasi TI di Meja Dewan
Tata kelola teknologi informasi (TI) bukan lagi sekadar bagian dari operasional internal perusahaan, melainkan telah berevolusi menjadi tanggung jawab strategis yang harus diemban oleh dewan direksi. Hal ini menjadi semakin jelas setelah kegagalan berbagai perusahaan besar pada akhir 1990-an yang sebagian besar disebabkan oleh lemahnya pengawasan terhadap sistem informasi. Studi oleh Ako-Nai dan Singh (2019) yang diterbitkan dalam South African Journal of Information Management menegaskan pentingnya kerangka kerja tata kelola TI di tingkat dewan dalam meningkatkan kinerja organisasi.
Studi ini mengambil konteks perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Johannesburg, Afrika Selatan, dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara semi-terstruktur dengan pimpinan dari 10 perusahaan. Fokus utama mereka adalah memahami bagaimana dewan mengelola pengambilan keputusan strategis TI dan bagaimana hal tersebut berdampak pada kinerja organisasi. Hasil studi ini sangat relevan tidak hanya di Afrika Selatan, tetapi juga bagi organisasi global yang sedang berupaya meningkatkan efektivitas tata kelola TI mereka.
Dewan dan Peran Strategis dalam Tata Kelola TI
Penelitian ini menyoroti bahwa meskipun banyak dewan telah menetapkan prinsip-prinsip pengawasan TI sebagai bagian dari tanggung jawab mereka, pelaksanaannya sering kali terbatas. Sebagian besar fungsi pengawasan dialihkan kepada komite audit dan risiko, bukan ditangani secara langsung oleh dewan secara keseluruhan. Akibatnya, kedalaman dan kualitas pengambilan keputusan strategis terkait TI menjadi kurang maksimal.
Padahal, dengan semakin tingginya ketergantungan organisasi terhadap teknologi, peran dewan dalam memimpin arah strategis TI menjadi sangat penting. Tidak cukup hanya memiliki struktur dan kebijakan, tetapi dibutuhkan kompetensi, kesadaran, dan keterlibatan aktif dari dewan dalam hal-hal seperti investasi TI, pengelolaan risiko TI, serta pemantauan terhadap nilai bisnis dari TI yang diadopsi.
Kompetensi Dewan dan Pengaruhnya terhadap Keputusan TI
Studi menemukan bahwa mayoritas anggota dewan berasal dari latar belakang keuangan dan akuntansi, dengan jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan profesional IT. Hal ini berdampak pada cara pandang dewan terhadap investasi TI, yang lebih fokus pada pengembalian finansial (ROI) dibandingkan nilai strategis jangka panjang yang tidak selalu dapat diukur secara langsung.
Ini merupakan tantangan serius. Untuk mencapai efektivitas tata kelola TI, dewan memerlukan anggota dengan pengetahuan dan pengalaman yang relevan di bidang TI. Keputusan investasi harus mempertimbangkan tidak hanya penghematan biaya, tetapi juga kemampuan TI untuk meningkatkan layanan pelanggan, memperkuat keamanan data, dan menciptakan keunggulan kompetitif.
Kepemimpinan TI dan Akses ke Dewan
Aspek lain yang dikupas dalam artikel ini adalah tentang siapa yang memiliki akses ke dewan untuk memberikan pandangan ahli terkait TI. Ternyata, hanya sebagian kecil perusahaan yang memiliki pemimpin TI (seperti CIO atau CTO) yang duduk atau memiliki akses langsung ke dewan. Di banyak kasus, peran tersebut diwakili oleh CFO yang tidak memiliki keahlian teknis yang memadai.