Mohon tunggu...
Lina Hermawan
Lina Hermawan Mohon Tunggu... Dosen - Pemuja frasa-frasamu

Mahasiswa Doktoral yang ingin pindah Homebase

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Percintaan Mahasiswa Doktoral: Jawaban yang Tidak Ada dalam Buku

9 November 2019   12:48 Diperbarui: 9 November 2019   12:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Oleh Lina

Semua orang beranggapan sama, bahwa buku adalah gudangnya ilmu--kalau kamu gudangnya perasaanku, ea.

Sekalipun asumsi itu general tetap saja tidak semua orang suka membaca. Artinya orang-orang membaca dengan cara yang berbeda, ada yang harus dengan musik, tempat hening, buku fisik hingga elektronik--membaca perasaan si dia jauh lebih sulit dari memaknai puisi-puisi Sapardi Djoko Damono.

Mahasiswa Doktoral dituntut untuk membaca lebih banyak, sebab hal tersebut bertujuan untuk membuka cara memandang segala sesuatu yang lebih radikal, menyeluruh,  hingga berujung pada kebijakasanaan dalam memaknai dan dimaknai kehidupan--seperti aku yang memaknai aku, kau lalu jadi kita, ea.

Intinya 'Philosophy doctor' harus begitu terasa dan menyatu dalam jiwa dan ruh para calon doktor ini--seperti berharap aku dan kamu menyatu dalam ikatan suci, hehehe.

Telah disampaikan bahwa tidak semua orang suka membaca--terutama tekstual, maka konsep pembelajaran blending learning dan teks multimoda begitu membantu untuk orang-orang yang otak kanannya lebih dominan.

Mahasiswa doktoral sama dengan manusia pada umumnya, terkadang mereka harus menjawab pertanyaan yang jawabannya tidak ada di buku--terkadang jawaban ada pada saat mereka di toilet, ini sangat ekstrim sekali.

Seperti halnya sepasang kekasih yang sama-sama duduk dalam satu kelas--ingat ini pacaran ala mahasiswa doktoral begitu spesial mengalahkan telur bebek di martabak spesial,  hehe.

Sudah diketahui bahwa si cowok ini cerdasnya super di kelas--saat pembagian otak sepertinya dia diberi yang bukan otak KW,  hahaha.

Saking cerdasnya, maka bagi kekasihnya si cowok ini ibarat Superhero yang datang menyelamatkan umat mahasiswa saat para Profesor minta jawaban tugas statistik--move on dari Statistika Terapan Lanjut itu lebih berat daripada move on dari mantan.

Sekalipun dia telah menjelma Superhero, maka bukan serta merta dia tidak tahan panas. Artinya jika seluruh pertanyaan yang diajukan belum tentu semua bisa dijawab.

"Aku enggak ngerti kenapa harus dikasih tugas Annova dua jalur." Si cewek mengeluh.

"Nutrisi untuk otak kiri,  sayang."

"Aku cukup nutrisi dari cokelat yang kamu beri."

"Hehehe. Rumusnya ada di buku. Mau pakai rumus SsWc atau rumus Omega juga ada semua."

"Buku yang hebat, ya!"

"Iya, aku buku yang hidup buat kamu!" Si cowok merasa bangga.

"Kamu memang buku yang hidup, bisa jawab pertanyaan mengapa Annova yang dipilih."

"..." Nyengir kuda merasa jadi pangeran mimpi si cewek.

 "Tapi enggak semua buku bisa menjawab pertanyaan, apalagi kamu!" Si cewek merasa kesal karena cowoknya mulai sombong---apa yang merasukinya? Mungkin karena kebanyakan rumus statistika, hehehe.

"Eh, masa?" Si cowok merasa gagal jadi Superhero.

"Coba beri aku pertanyaan!  Aku pasti bisa jawab." Si cowok merasa percaya diri, sebab untuk memikat wanita langka macam ini perlu belajar keras agar tetap jadi Super Hero-nya.

"Syarat uji Annova apa?"

"Di antaranya homogenitas dan normalitas datanya. Aku bisa jawab, kan?"

"Memang."

"Lalu, apa yang enggak bisa aku jawab?"

"Pertanyaan yang enggak bisa kamu jawab adalah..."

"Apa?" Si cowok penasaran.

"Kapan kita nikah?"

Si cowok keselek cokelat yang sedang di makannya. Dia mencari air minum, lalu si cewek memberikan tatapan tajamnya.

Sepandai-pandai cowok yang jadi Super Hero dalam Statistika Terapan Lanjut pasti bisa keselek juga karena cokelat.

Bandung, Kamis 17 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun