Mengapa eksport turun, karena memang eksportir tidak bisa ekspor misakan negara China terdampak COVID-19 dan para importir tidak dapat impor, karena terganggunya mata rantai perdagangan dunia. dan langkah-langkah pencegahan pewabahan mengurangi secara drastis, interaksi antara manusia seperti social distancing atau phsyical distancing yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Defisit transaksi berjalan tahun ini masih terjaga dan terkendali yaitu pada tingkat 2,5% dari PDB. Karena defisit transaksi berjalan penurunan import lebih besar daripada penurunan eksport dan ini juga sudah memperhitungkan penurunan devisa dari pariwisata, sehingga hal ini mengakibatkan neraca pembayaran Indonesia tetap terjaga.
Cadangan devisa Indonesia pada bulan Maret 2020 tercatat sebesar 121,0 milliar dolar AS. Cadangan devisa ini masih cukup untuk melakukan pembiayan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa ini juga masih berada dalam standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor serta untuk melakukan upaya langkah langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.
Bank Indonesia juga telah mendapat bantuan berupa repo line oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve), meskipun repo line ini tidak dapat menambah cadangan devisa negara, tetapi repo line dapat digunakan Bank Indonesia jika ada keperluan yang mendesak.
Sekarang ini di beberapa negara sudah mulai melakukan pelonggaran lockdown seperti Amerika Serikat, Denmark, Malaysia, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Belanda, Italia dan lain lain.
Pelonggan lockdown yang dilakukan oleh beberapa negara akan berdampak postif terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, dimana arus perdagangan internasional akan mulai berjalan seperti kondisi semula.