Baru Kali Ini

Sudah tiga puluh tiga tahun (33 th) tinggal di Cilegon, baru kali ini malam-malam nongkrong di Taman Bona. Taman Bona adalah tempat yang tergolong komplek elit. Dikarenakan perumahan yang dibangun di situ adalah perumahan orang-orang yang kelompok menengah ke atas dan orang asing. Jadi lingkungannya juga agak tertutup.

Dulu, kalau kita ke sana serasa main ke luar negeri. Karena sekolah yang ada di situ sekolah "Singapur Internasional School", terus perumahan yang ada perumahan yang penghuninya kebanyakan orang asing. Kemudian rukonya juga bukan ruko yang biasa ada di sekitar kita. Makanya kalau tidak ada keperluan khusus, memasuki area Taman Bona itu, jarang sekali.

Sekarang di sana sudah ada Rumah Sakit Hermina. Lalu lintas sudah mulai lebih ramai. Kemudian yang dulu jalannya buntu, terbatas hanya sampai di ujung perumahan tersebut, sekarang sudah dibuka, menjadi akses jalan menuju perumahan-perumahan lainnya dan juga perkampungan asli yang dulu seperti terisolir, sekarang sudah mulai terhubung. 

Semakin ramailah Kawasan Taman Bona tersebut. Apalagi di malam hari, karena lampu tamannya juga sekarang sudah semarak ikut meramaikan suasana Kota Cilegon.

Saya, memang termasuk orang yang kurang suka nongkrong, apalagi tidak ada kaperluannya, rasanya mubadzir. Tetapi kalau memang ada yang mengajak dengan keperluan yang jelas, apalagi ada manfaatnya, saya pasti siap ikut. 

Di hari Sabtu dan Minggu pun buat saya cukup digunakan untuk istirahat di rumah. Jarang pergi 'melancong' walau katanya refreshing. Buat saya dan keluarga refreshing itu tidak harus sama dengan orang lain. Masing-masing orang memang berbeda itu syah-syah saja. karena hal ini bukan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.

Malam itu kami makan Bersama dengan teman-temannya dari group radionya suami. Merasa kangen katanya sudah lama tidak bertemu. Makanya, bagi yang mau ikutan disilakan untuk hadir di Taman Bona, dengan acara makan UR (Uduk Racing). Yaitu nasi uduk yang biasa diserbu sama pembalap atau pengendara motor yang senang jalan malam dan kumpulnya di tukang uduk racing. 

Murah sih, harganya Cuma Rp 3000, saja dengan mendoan Rp1500,-. Tapi makanna ini memang enak banget. Dulu sekali masih Rp 2000,- dan mendoannya Rp 1000,-. Sementara topingnya ada macam-macam rasa. Makanya, uduk racing ini terkenal di kalangan pemuda pemotor, atau orang-orang yang senang nongkrong kongko-kongko dengan kawan-kawan.

Kami di situ cukup menggelar tiker di taman yang memang rumputnya sudah dipelihara dengan baik. Tidak seperti dulu, rumputnya tumbuh tidak beraturan karena tidak ada perawatan. 

Jangankan dipakai orang untuk bersantai menikmati malam, di siang hari saja yang terang benderang tidak ada yang tertarik mengingat kondisinya tidak terawat. Tapi kini di tempat itu, banyak orang yang memanfaatkannya untuk berkumpul keluarga di luar rumah dengan sederhana, menikmati makan murah meriah tapi rasanya tidak kalah dengan warung-warung yang setingkat lebih tinggilah.