Mungkin anak-anak akan kecewa karena yang mereka bayangkan adalah keripik keju atau teh kotak. Namun dalam usia ini, adakalanya mereka perlu "dipaksa" bergaul dengan buku agar mereka menjadi terbiasa berkawan dengan sumber ilmu. Semoga kelak anak-anak tidak lagi antipati terhadap buku karena setelah ini yang terbayang dalam benak mereka saat memegang buku bukan beban mengerjakan PR saja.
Tentu saja kegiatan-kegiatan semacam itu tidak seketika mendongkrak peringkat literasi Indonesia pada bulan-bulan berikutnya. Namun setidaknya tradisi bagus bisa mulai ditanamkan pada mereka.Â
Bila kegiatan-kegiatan yang mendekatkan masyarakat kepada bacaan sudah rutin dilakukan, setidaknya sekali dalam setahun, semoga pergaulan orang dengan dunia buku semakin menjadi hal biasa. Bukankah jika kita rajin menanam dan memelihara, kelak kita akan memanen buahnya?