Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Beda Perlakuan Manusia terhadap Sengon dan Pinang

14 Agustus 2019   15:13 Diperbarui: 15 Agustus 2019   12:50 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com | GARRY ANDREW LOTULUNG

Namun, status menjadi primadona menimbulkan dampak buruk bagi kelangsungan hidup si pinang. Karena diburu secara besar-besaran setiap tahun, populasi tanaman yang buahnya banyak digunakan dalam tradisi mengunyah pinang di beberapa daerah ini semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Layaknya komoditas ekonomi lainnya, batang pinang pun tunduk pada hukum ekonomi. Kelangkaan pohon pinang berkorelasi langsung dengan harga jualnya. Kabarnya harga komoditas yang satu ini semakin membubung ke langit.

Kini sudah mulai muncul upaya pengalihan penggunaan batang pinang sebagai bahan lomba panjat pinang pada acara-acara tujuh belasan dengan barang substitusinya, yakni batang bambu. Ini merupakan langkah antisipasi semakin mahalnya harga batang pinang.

Jangan-jangan suatu hari nanti kita tidak menemukan lagi keriuhan panjat pinang. Bukan keriuhannya yang hilang, tetapi panjat pinangnya telah berganti nama menjadi panjat bambu.

Itulah dua tanaman yang lagi naik daun namanya. Keduanya sama-sama memberikan banyak manfaat bagi manusia, tetapi manusia memberikan perlakuan yang berbeda terhadap keduanya. Walaupun pada akhirnya nasib mereka toh sama saja, sama-sama ditebang.

Referensi: 1, 2, 3, 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun