Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Geliat Mandiri Perempuan Desa Sumampir

5 Juli 2020   19:52 Diperbarui: 5 Juli 2020   20:02 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok UMKM Arum Sari Boga Desa Sumampir/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Desa Sumampir yang berada di Kecamatan Rembang, desa yang cukup jauh dari pusat kota Purbalingga ternyata tak menyulutkan warganya untuk terus berkembang. Seperti halnya geliat perempuan-perempuan mandiri yang memproduksi aneka jajanan pasar di sepanjang jalan Desa Sumampir.

Mereka tergabung dalam kelompok yang mereka beri nama Arum Sari Boga. Arum Sari Boga terbentuk tahun 2014 dan terus berkembang dengan usahanya sampai sekarang. Saat ini Arum Sari Boga diketuai oleh Widi Astuti dengan 100 anggota.

Perempuan-perempuan yang tergabung dalam Arum Sari Boga setiap harinya memproduksi beraneka jenis jajanan pasar dari mulai jajanan yang rasanya manis hingga kudapan yang rasanya asin. Seperti donat, brownies, bolu kukus, pie, risoles, lumpia, keripik daun katuk dan masih banyak yang lainnya.

Setiap harinya mereka menjajakan hasil produksi mereka di sepanjang jalan Desa Sumampir. Selepas Shubuh mereka sudah bersiap menata aneka dagangannya di meja-meja yang berjajar rapi.

Aneka Jajanan yang Dijajakan di Desa Sumampir/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Aneka Jajanan yang Dijajakan di Desa Sumampir/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Hingga pukul 09.00 biasanya makanan yang mereka jual sudah laris diburu oleh pembeli yang berasal dari desa-desa sekitar Desa Sumampir. Harganya pun terbilang cukup murah mulai dari harga Rp 1000 sampai Rp 2000.

Selain menjajakannya di pinggir jalan, ada pula pedagang yang datang mengambil untuk dijual kembali. Mereka yang datang biasanya membawa keranjang atau gerobak. Nantinya akan dijual kembali keliling desa dan desa-desa sekitar. Ada juga yang menjualnya ke pasar baik pasar desa maupun pasar-pasar di area kota.

"Kami inginnya mereka (penjual keliling, Red) ada keseragaman terutama yang membawa gerobak, jadi untuk dijualnya lagi juga banyak orang yang tertarik, mereka kan juga mitra kami," kata Widi Astuti.

Ditanyai soal produksi, perempuan-perumpuan mandiri ini mulai membuat aneka jajanan pasar setelah Ashar atau pada sore hingga malam hari. Produksinya dilakukan di rumah masing-masing dengan alat-alat yang masih sangat sederhana.

Jajanan pasar khas Arum Sari Boga Desa Sumampir/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Jajanan pasar khas Arum Sari Boga Desa Sumampir/Foto: Lilian Kiki Triwulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun