Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Selalu Ada yang Istimewa di Yogyakarta

4 September 2023   22:30 Diperbarui: 4 September 2023   22:31 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selalu Ada yang Istimewa di Yogyakarta. Dokpri.

Senin, 4 September 2023

Pengalaman Menarik Antara Tangerang dan Yogyakarta

Ini adalah kali pertama saya melihat Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Dari luar, Terminal 3 terlihat sangat modern dan megah. Saat masuk ke dalam terminal, kesan mewah langsung terasa.

Dulu, setiap kali menggunakan transportasi udara, saya selalu mengalami “delay”. Tetapi hari ini, Trans Nusa memberikan pengalaman terbang yang luar biasa. Boarding time tepat waktu dan kami tiba di Bandara Internasional Kulonprogo lebih awal dari jadwal yang ditentukan.

Check-in di gerbang E. Dokpri.
Check-in di gerbang E. Dokpri.

Pesawat yang sudah stand-by dan siap boarding. Dokpri.
Pesawat yang sudah stand-by dan siap boarding. Dokpri.


Sebelum jam 7:55, penumpang sudah boarding. Dokpri.
Sebelum jam 7:55, penumpang sudah boarding. Dokpri.

Semoga Trans Nusa tetap mampu mempertahankan kualitas unggulan ini. Dokpri.
Semoga Trans Nusa tetap mampu mempertahankan kualitas unggulan ini. Dokpri.

Cuaca di Yogyakarta cerah, seterang hati kami yang bahagia. Untuk Puteri Kecil, ini adalah pengalaman terbang perdana yang akan selalu dia ingat. Padahal, saat berusia 2 tahun, dia sempat berkungjung ke Balikpapan. Sayangnya, dia tidak dapat mengingatnya sekalipun saya memperlihatkan foto-foto kami.

Bukan hanya Terminal 3 yang kesannya megah dan mewah, Bandara Kulonprogo pun luar biasa. Selain moderen, mewah, dan megah, Bandara Kulonprogo juga terlihat elegan. Kesan ini ditampilkan oleh benda-benda seni yang berada pada tempat-tempat strategis.

Lantai batik, dan karya pop-up dari Duvrat Angelo dan Lulus Setio Wantono. Dokpri.
Lantai batik, dan karya pop-up dari Duvrat Angelo dan Lulus Setio Wantono. Dokpri.

Among Tani, karya Wedhar Riyadi. Dokpri.
Among Tani, karya Wedhar Riyadi. Dokpri.

Pemesanan GoCar dari Bandara Kulonprogo ke Kota Yogyakarta agak berbeda. Disini, kami dilayani oleh admin yang mengatur dan mengantarkan penumpang ke pengemudi. Bahkan, menurut Pak Sambudi, armada GoCar pun masih terbatas jumlahnya.

Tangkapan layar dari aplikasi GoCar. Dokpri.
Tangkapan layar dari aplikasi GoCar. Dokpri.

Sepanjang perjalanan dari Kulonprogo ke Kota Yogyakarta, kami melihat banyak sawah dan kebun tebu. Memasuki kota Yogyakarta, saya mulai melihat aura unik. Bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur tradisional menghiasi setiap sudut kota.

Menjelajahi Malioboro

Setelah beristirahat, eksplorasi kami berlanjut ke Jalan Malioboro di sore hari. Hiruk pikuk Malioboro di masa lampau dan saat ini tetap sama. Hanya saja, paras jalan Malioboro kini menjadi lebih akrab.

Malioboro tetap menjadi sarang aktivitas, dengan para penjual menjajakan barang dagangan mereka, dan para pejalan kaki tumpah ruah dimana-mana. Arsitektur lama dan baru saling berpadu, ditambah kursi-kursi sebagai pelengkap.

Puteri Kecil siap bergabung dengan kerumunan orang di Malioboro. Dokpri.
Puteri Kecil siap bergabung dengan kerumunan orang di Malioboro. Dokpri.

Kereta kuda berjajar di sepanjang jalan Malioboro. Dokpri.
Kereta kuda berjajar di sepanjang jalan Malioboro. Dokpri.

Dodol sirsak di Pasar Sore, Malioboro. Dokpri.
Dodol sirsak di Pasar Sore, Malioboro. Dokpri.

Di sela-sela keriuhan Malioboro, Puteri Kecil tertarik dengan kereta kuda. Dengan biaya Rp 100.000, kami berkeliling seputar Malioboro. Bahkan, pembayaran kereta kuda ini dapat menggunakan QR.

Di satu sudut Pasar Sore, Puteri Kecil menemukan jajanan tradisional dodol sirsak. Jajanan unik ini jarang kami temukan di Tangerang, dan harganya pun cukup terjangkau, Rp 10.000. Di setiap gigitan, dodol sirsak terasa manis dan segar.  

***

Nuansa Yogyakarta melebihi harapan saya, yang masih terpaku pada memori masa lampau. Perpaduan unik antara tradisi dan modernitas, menciptakan atmosfer kota Yogyakarta yang berbeda. Yogyakarta masa ini menjadi tempat sejarah sekaligus lahan warganya berinovasi. Suatu keunikan baru yang menawarkan pesona khas dan spesial.

Hari pertama kami di kota Yogyakarta adalah pengalaman yang menarik. Kuliner yang kami coba pun menggugah selera. Kami jadi bersemangat menantikan petualangan hari esok.

Gudeg Yu Narni: Nasi + Gudeg + Krecek + Telur. Dokpri.
Gudeg Yu Narni: Nasi + Gudeg + Krecek + Telur. Dokpri.

Kami ingin lebih menyelami  budaya, sejarah, dan permata tersembunyi kota Yogyakarta. Betapa Puteri Kecil pun gembira ketika tahu jika esok akan mengunjungi Keraton Yogyakarta. Dia begitu tertarik dengan bangunan-bangunan kerajaan kuno.

Saya yakin selalu ada yang istimewa di Yogyakarta. Selamat malam, Yogyakarta. (*)

Suasana asri yang ditawarkan Ndalem Mantrigawen. Dokpri.
Suasana asri yang ditawarkan Ndalem Mantrigawen. Dokpri.

Hotel Ndalem Mantrigawen saat senja. Dokpri.
Hotel Ndalem Mantrigawen saat senja. Dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun