Hemat, Pelit, dan Hidup yang Berkualitas
Hemat dan pelit itu serupa tapi tak sama. Sepintas, orang pelit dan orang hemat hampir mirip. Jadi, bagaimana membedakannya?
Hemat adalah bijaksana ketika menggunakan uang. Orang yang hemat akan irit mengeluarkan uang. Namun, dia tidak segan mengeluarkan uang lebih untuk sesuatu yang pantas.
Pelit adalah teramat ketat saat menggunakan uang. Orang yang pelit juga tampak irit mengeluarkan uang. Bedanya dengan orang hemat, orang pelit membuat dirinya lebih miskin dari keadaan sesungguhnya. Sehingga cenderung merugikan orang lain dan enggan membelanjakan uangnya.
Karakter positif yang harus dibentuk adalah hemat. Orang yang hemat akan hidup sederhana, tidak berlebihan, dan wajar.
Sehingga orang itu akan bersyukur dengan kehidupannya. Cenderung merasakan emosi yang positif. Misalnya, gembira, puas, atau memiliki harapan.
Hidup sederhana menenangkan emosi seseorang. Dimana emosi dan pikiran yang tenang adalah intisari hidup yang berkualitas. Memampukan seseorang menghadapi keadaan yang tidak diharapkan.
Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan
Jika ada pemasukan tetap, menjaga stabilitas sistem keuangan sangat mudah. Namun saat mengalami darurat finansial, ini jadi tantangan luar biasa.
Ilmu Ekonomi mengatakan, untuk meningkatkan Cash Flow, ada 3 cara.
- Tingkatkan pendapatan
- Kurangi pengeluaran
- Gabungan nomor 1 dan 2
Tiga hukum di atas dapat disederhanakan. Hiduplah sehemat-hematnya, bijak membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Giatlah mencari nafkah untuk keluarga, bahagiakan anak-anak.
Ayo, Manfaatkan Produk Keuangan Agar Makroprudensial Aman Terjaga!
Seiring merebaknya isu Covid-19, saya terkena imbasnya. Apalagi berkecimpung di bidang pendidikan. Yang hingga saat ini masih belum jelas.