Mohon tunggu...
Lili Andriani
Lili Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Hidup Keluarga dengan Bantuan Sosial sebagai Penopang di Kota Pontianak

9 April 2024   14:40 Diperbarui: 9 April 2024   14:40 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan rumah (dok. pribadi)

Di salah satu wilayah di Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya di Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, terdapat salah satu penerima manfaat bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), yaitu Ibu Elly Rusmiati, seorang wanita berusia 68 tahun. Ibu Elly merupakan seorang ibu rumah tangga yang menggunakan sebagian besar waktunya untuk mengurus rumah tangga dan keluarganya. Meskipun tidak bersekolah, Ibu Elly mempunyai keterampilan dalam menjahit. Saat ini, Ibu Elly bekerja sebagai tukang jahit, namun beliau mengungkapkan bahwa kesempatan untuk mendapatkan pelanggan yang memesan jasa jahitannya sangat terbatas atau jarang, dikarenakan minimnya permintaan di lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, sering kali Ibu Elly tidak dapat menjalankan pekerjaan tersebut.

 Ibu Elly tinggal bersama suaminya, Bapak Edy Juanda yang berusia 56 tahun, dua anak mereka, dan satu cucu yang masih bersekolah di tingkat kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Jadi, jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut adalah sebanyak lima orang. Ibu Elly dan Bapak Edy memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak perempuan mereka, memiliki satu anak dan tidak bekerja, sedangkan anak laki-laki mereka belum menikah dan sudah bekerja menjadi seorang supir. Bapak Edy yang telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), kini menjadi tulang punggung keluarga dalam mencari penghasilan bagi keluarganya, dengan bekerja sebagai penjaga malam untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka pada malam hari.

Seluruh pendapatan keluarga Ibu Elly sebagian besar bersumber dari penghasilan Bapak Edy yang bekerja sebagai penjaga malam yaitu dengan total pendapatan sekitar Rp1.200.000,- per bulan. Sedangkan pendapatan Ibu Elly tidak menentu dan cenderung tidak stabil. Ketika ada permintaan untuk menjahit seperti permak pakaian, pendapatannya berkisar antara Rp.20.000,- hingga Rp.30.000,- per minggu, tetapi hal ini tergantung pada jumlah pelanggan yang memesan jasa jahitannya. Pendapatan keluarga yang diperoleh tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membeli kebutuhan pangan, memberikan uang jajan kepada cucu, serta membayar tagihan listrik dan tagihan air. Anak laki-laki dari Ibu Elly dan Bapak Edy yang sudah bekerja juga biasanya memberikan uang kepada mereka untuk membantu mencukupi berbagai kebutuhan di rumah. Meskipun pendapatan mereka terbatas, keluarga Ibu Elly tetap mampu menyediakan makanan yang cukup untuk dimakan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sehari.

Bagian rumah yang direnovasi (dok. pribadi)
Bagian rumah yang direnovasi (dok. pribadi)

Rumah sederhana yang mereka tempati saat ini merupakan milik pribadi dengan luas rumah dan tanah masing-masing sebesar 8 x 7 meter. Kondisi rumah keluarga Ibu Elly masih dalam proses renovasi yang sedang dilakukan oleh Bapak Edy sendiri tanpa menggunakan jasa pekerja. Proses renovasi ini dilakukan guna memperbaiki kondisi rumah mereka dan untuk menambahkan satu kamar lagi. Dinding rumah mereka terbuat dari batako, atap rumahnya berupa seng tanpa plafon, dan lantainya terbuat dari plester semen. Rumah keluarga ini terdiri dari 4 ruangan, yaitu ruang tamu, dua kamar tidur, dan dapur.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Ibu Elly menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk memasak dan lampu listrik sebagai sumber penerangan di rumah, dengan daya sebesar 450 Watt. Sumber air minum yang mereka konsumsi berasal dari air hujan, sementara untuk keperluan mandi dan mencuci, menggunakan air ledeng atau PDAM. Untuk tempat buang air dan mandi, mereka menggunakan WC sendiri yang dilengkapi dengan septic tank. Dalam hal kesehatan, Ibu Elly dan keluarganya menggunakan BPJS kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah untuk mendapatkan layanan kesehatan atau pengobatan secara gratis tanpa perlu khawatir tentang biaya. Di rumah keluarga Ibu Elly, terdapat sebuah mesin jahit yang digunakan oleh Ibu Elly untuk bekerja sebagai penjahit. Selain itu, mereka juga memiliki satu unit sepeda motor keluaran tahun 2014 dan satu unit sepeda, sebagai aset kendaraan mereka. Sementara aset elektronik yang mereka miliki yaitu televisi berukuran 21 inch, kulkas, rice cooker, dan handphone yang masing-masing berjumlah satu unit.

Tampak dalam rumah (dok. pribadi)
Tampak dalam rumah (dok. pribadi)

Selama sekitar sepuluh tahun terakhir, keluarga Ibu Elly telah menerima bansos atau bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH). Keluarga Ibu Elly bisa mendapatkan bantuan sosial tersebut, karena ada RT yang datang ke rumah mereka untuk melakukan pendataan. Pada awalnya, bantuan tersebut ditujukan untuk anak laki-lakinya yang masih bersekolah di jenjang SMA. Namun, setelah anaknya lulus SMA, bantuan tersebut dialihkan menjadi bantuan PKH untuk kategori lansia, karena Ibu Elly yang sudah memasuki usia lanjut. Bantuan tersebut mencakup uang sebesar Rp200.000,- hingga Rp400.000,- per bulan yang bisa diambil di Bank BRI lewat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Selain bantuan PKH, Ibu Elly juga memperoleh bantuan cadangan pangan berupa beras dari Badan Urusan Logistik (BULOG) sebanyak 10 kilogram per bulan dan terkadang beras diberikan sebanyak 20 kilogram dalam jangka waktu dua bulan yang bisa diambil di kantor lurah. Namun, sering kali bantuan tersebut tidak mencukupi kebutuhan pangan keluarga Ibu Elly, sehingga mereka tetap harus membeli tambahan beras sekitar 10 - 15 kilogram lagi.

Dengan adanya bantuan sosial tersebut, Ibu Elly mengakui bahwa kondisi ekonomi keluarganya menjadi terbantu dan sedikit lebih baik dari sebelum mendapatkan bansos. Walaupun, sebenarnya bantuan tersebut tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka, karena banyaknya kebutuhan, yang sekarang ditambah lagi dengan biaya untuk merenovasi rumah. Meskipun demikian, keluarga Ibu Elly telah mendapatkan manfaat yang cukup besar dari bantuan sosial tersebut dalam membantu mengatasi keterbatasan ekonomi dan sebagai penopang ekonomi keluarga mereka selama kurang lebih sepuluh tahun.

(Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun