Aku menyerah pada hatiku, yang tak sanggup membisu dibungkam kecewa luka di masa yang berlalu. Aku tunduk patuh pada gerak tulus kekasih yang terpancar penuh harap akan hangatnya berkah cinta yang selalu menunggu.
Iya cinta memang pancaran kebahagiaan yang bergetar, saat hati mengingatmu, saat menyebut namamu, saat terngiang bisik mesra suaramu, saat terkenang rahasia penyatuan dua jiwa di sudut ruang waktu yang berpadu syahdu.
Diantara hati yang telah menyematkan gelar kekasih, suka duka atau sedih bahagia, telah menjadi bagian kepak sayap diri untuk melintasi semua ruang waktu. Tak ada kebencian yang mampu bersarang kecuali pemaafan yang akan selalu memerdekakan jiwa dari belenggu ataupun beban.
Diri kekasih yang bersama dan menyatu, mendapati kenyataan bukan sebagai manusia biasa. Dia ada dalam angin dan sepoinya, dia ada dalam api dan baranya, dia ada dalam tanah dan pasirnya, dia ada dalam air dan basahnya, dia telah melebur sempurna dalam seluruh irama cinta yang terus menerus bergetar di relung sanubari abadinya cinta...
Subhanallaah...
Singosari@lila,16.2.20