Sebagai generasi yang tumbuh beriringan dengan kemajuan teknologi dan tantangan global, tentu generasi z menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Bagi generasi z yang lahir antara pertengahan 1990 an hingga awal 2000 an, tingkat stres yang tinggi sering terjadi karena tekanan dalam kehidupan modern. Seperti ketidakpastian karir, tuntutan akademik, tekanan sosial ataupun situasi ekonomi global yang menantang membuat banyak individu generasi z khawatir akan masa depan mereka. Selain itu kehidupan yang terus terhubung dengan media sosial menciptakan tuntutan standar hidup ideal, meningkatkan rasa cemas dan stres yang dapat menambah beban psikologis seseorang, sehingga mengakibatkan peningkatan risiko stres kronis. Stres merupakan kondisi psikologis dimana tubuh dan pikiran bereaksi ketika menghadapi tantangan, tekanan atau ancaman.Â
Menurut penelitian, stres dapat mempengaruhi kondisi fisik seseorang, stres yang berlebihan dapat mengganggu sistem pencernaan. Ketika stres tubuh merespons dengan memproduksi hormon kortisol yang berperan dalam proses adaptasi terhadap tekanan, peningkatan kortisol dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung yang dapat mengganggu keseimbangan mikrospora dalam sistem pencernaan serta melemahkan otot sfingter esofagus di bagian bawah yang seharusnya mencegah naik nya asam lambung ke kerongkongan, akibatnya individu yang mengalami stres memiliki risiko lebih besar terkena gred atau masalah pencernaan lainnya. Naiknya asam lambung ditandai dengan rasa mual, sering bersendawa, mudah kenyang bahkan rasa terbakar atau panas ketika mengonsumsi makanan atau minuman tinggi kafein.
Ketika stres, banyak orang cenderung mengadopsi pola hidup yang tidak sehat, salah satunya yakni pola makan yang buruk, banyak dari gen z yang memilih makanan cepat saji, tinggi lemak, gula, pedas atau asam yang dapat memperburuk kondisi lambung, hal ini dikarenakan jenis makanan tersebut rendah nutrisi, serat, dan kandungan air. Hal ini dapat memperlambat proses pencernaan dan membuat perut jadi kembung dan menghasilkan banyak gas. Selain itu banyak dari mereka makan secara berlebihan dalam satu waktu sebagai bentuk pelarian dari stres.
Kebiasaan makan tidak teratur seperti melewatkan waktu makan atau makan terlalu larut malam juga dapat memperburuk kondisi lambung. Kombinasi antara stres kronis dan kebiasaan makan buruk dapat meningkatkan resiko asam lambung dan peradangan pada lapisan lambung. Dalam jangka panjang gangguan pencernaan akibat stres dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, gejala fisik yang muncul seperti rasa mual dan rasa panas di dada yang terus-menerus menyebabkan penurunan produktivitas, mengganggu pola tidur serta memperburuk kondisi mental jika tidak ditangani dengan cepat.Â
Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan stres terhadap kesehatan lambung penting bagi gen z untuk menerapkan pola hidup sehat dengan mengatur strategi manajemen stres yang efektif, hal tersebut dapat dilakukan dengan olahraga teratur, yoga, meditasi, makan teratur serta melakukan hobi yang dapat membantu mengurangi stres. Selain itu penting untuk menjaga pola tidur, memastikan waktu tidur yang  cukup normalnya 8 jam sehari, agar tubuh dapat pulih dari tekanan sehari-hari, memperhatikan pola makan sehat dengan menghindari minuman berkafein tinggi, makanan berlemak, asam atau pedas yang dapat memicu asam  lambung. Serta mengurangi penggunaan media sosial, membatasi waktu layar dan fokus pada interaksi sosial yang nyata untuk mengurangi tekanan psikologis yang ditimbulkan.
Edukasi mengenai kesehatan mental dan fisik perlu ditingkatkan agar generasi muda memahami pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Universitas, komunitas dan keluarga dapat berperan aktif dalam menyediakan dukungan emosional dan program manajemen stres seperti sesi konseling dan workshop kesehatan yang dapat meningkatkan kesadaran tentang dampak stres terhadap asam lambung dan cara-cara pencegahannya. Selain itu, kampanye kesadaran yang melibatkan mahasiswa atau masyarakat umum dapat menjadi langkah awal efektif untuk menanamkan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik. Dukungan dari lingkungan sekitar juga dapat membantu individu menghadapi tekanan hidup.
Pengaruh stres terhadap penyakit asam lambung pada gen z merupakan masalah kesehatan yang kompleks, namun dapat dikelola dan ditangani dengan pendekatan yang tepat, seperti peningkatan kesadaran edukasi mengenai kesehatan mental dan fisik agar terciptanya keseimbangan hidup merupakan kunci untuk mengurangi dampak stres. Stres bukan faktor utama yang mengakibatkan asam dilambung, namun stres dapat membuat pola hidup seseorang menjadi tidak teratur yang berdampak pada kurangnya kuantitas dan kualitas waktu tidur, pola makan yang tidak teratur dan masih banyak hal lain yang ditimbulkan dari stres terhadap kondisi fisik seseorang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI